Wanitaku yang ayunya tetap asri, seperti pada awal aku mengenal.
.
Kita kurang kerjaan.
Hanya memutari Kota Lama; tak berhenti.
Cukup menikmati arsitektur yang indah dengan tubuh bergetar melewati konblok yang tak rata.
Seperti berada di masa kependudukan Belanda, kita memadu kasih di atas sepeda kumbang, berboncengan mesra sembari menyapa tuan dan nyonya Belanda yang berpakaian mewah.
.
Ingin aku menciummu di Kota Lama.
Namun tertahan oleh kenyataan bahwa wajahmu belum saatnya aku sentuh.
Ini Kota Lama, yang lama-lama akan menjadi kian tua.
Seperti dirimu, yang lama-lama semakin buatku jatuh cinta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!