Sinar lampu kota adalah hujan yang mengguyur.
Berpetualang dengan hati pincang.
"Apa kabar, kesepian, kawan setiaku?"
"Dengan siapa kau datang?"
"Oh! Hai, kelabu, milikku yang paling berharga"
"Terima kasih, sudah datang menemuiku"
Berbincang dengan dua kawan setia yang tak berwujud.
Menggema, mengisi seluruh telinga dan otak.
Begitu ribut di sana.
.
.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!