Tak ada yang lebih kelabu selain Natalku.
Salju yang turun itu dari air mataku.
Dari opini yang terungkap tanpa tanda tanya.
Dari opini yang dijadikan fakta tanpa tanda koma.
Tak ada warna ceria pada natalku.
Hanya warna sendu-kelabu, hitam dan putih seperti tv jaman dulu.
Serba tiba-tiba, tanpa pertanda.
Tak ada mulut yang bicara.
Tak ada senda-gurau pada natalku.
Ketidakpercayaan akan tragedi yang baru terjadi.
Kaget pada kata-kata tanpa sapa dahulu.
Tertulis dengan tegas dalam bingkai tragedi.
Tak ada cinta pada natalku.
Tetes-tetes air mata mengalir deras untuk berhari-hari.
Tiada bisa aku membela. Tiada mampu.
Ia yang pada akhirnya pergi, membiarkanku kaku berdiri.
Bekasi, 26 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H