Mohon tunggu...
Gema Buana Dwi
Gema Buana Dwi Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

A passionate-hard working person who loves to write anything as it becomes his media to convey ideas and feelings.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lulus dengan Karya Sastra Sendiri, Kenapa Tidak? Review Buku Empire: The Fallen Angel (2019) Karya Andira Nurul Putri Derief

25 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:50 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang, Jawa Timur – Seperti yang sudah diketahui bahwa skripsi menjadi syarat utama seorang Mahasiswa/i untuk bisa mendapatkan Gelar Sarjana (S1) dari suatu instansi Pendidikan Tinggi di Indonesia.

Namun, syarat kelulusan di beberapa instansi Pendidikan Tinggi kini sudah mengalami perubahan, seperti yang ditetapkan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Brawijaya.

Mahasiswa/i yang menempuh pendidikan di Program Studi Sastra Inggris di FIB Universitas Brawijaya diberikan kesempatan untuk lulus dan mendapatkan Gelar Sarjana melalui publikasi hasil karya sastra sebagai syarat kelulusan.

Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh salah satu mahasiswi Sastra Inggris Angkatan 2019, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, yaitu Andira Nurul Putri Derief untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S1) miliknya.

Dengan karya sastra yang sudah berhasil dipublikasikannya di tahun 2019, Andira berhasil melaksanakan agenda Review Buku miliknya yang berjudul Empire: The Fallen Angel  (2019) sebagai langkah akhir di Ujian Komprehensif.

Sebelum mengulas lebih lanjut terkait buku yang sudah penulis kelahiran Jakarta tersebut, mari kita mengenal lebih dalam tentang Andira Nurul Putri Derief.

Profile Andira Nurul Putri Derief

Andira Nurul Putri Derief atau yang akrab disapa Dira merupakan seorang author yang sudah berhasil mempublikasikan hasil karya tulis miliknya.

Dira lebih dikenal dengan nama penanya, yaitu queenrexx, dan memiliki beberapa hasil karya sastra, yakni:

 Fearless (ShiraMedia, 2017)

Empire: The Fallen Angel (Benito Publisher, 2019)

Where I Belong dalam buku Antalogi Meraki (Benito Publisher, 2019)

Salah satu karya paling terkenal yang dimilikinya adalah Empire: The Fallen Angel (2019) dan ia konversikan sebagai syarat kelulusan di Program Studi Sastra Inggris dalam bentuk publikasi Karya Sastra.

Selama proses konversi, Dira harus melewati beberapa tahap terlebih dahulu untuk mendapatkan Gelar Sarjana dari publikasi buku, seperti Seminar Proposal hingga Ujian Komprehensif.

Pada tahap Ujian Komprehensif, penulis yang dikenal dengan nama pena queenrexx ini diwajibkan untuk melaksanakan ‘Bedah Buku’ untuk mengulas hasil karya sastra yang sudah ditulisnya.

Melalui ‘Bedah Buku’, audiens di event tersebut pun mendengarkan review buku Empire: The Fallen Angel (2019) yang disampaikan oleh Rania Thahirah, salah satu penulis novel fiksi, dan dosen Program Studi Sastra Inggris, yakni Yusri Fajar, S.S., M.Hum.

Review Buku Empire: The Fallen Angel (2019)

Sebagai tahap terakhir dari proses konversi, Dira mengundang salah satu penulis novel fiksi lainnya untuk membantu dalam memberikan review melalui ‘Bedah Buku’ (21/12), yaitu Rania Thahirah.

Rania Thahirah merupakan penulis kelahiran Jakarta, 15 Januari 2003 dan sangat identik dengan hasil karya sastra berupa novel fiksi dengan genre fantasi, thriller, dan fiksi ilmiah.

Selama perjalannya kariernya sebagai penulis, Rania sudah mempublikasikan tiga buku, yakni:

Lost World (ShiraMedia, 2015)

I Am a Killer (Re Publisher, 2017)

Through His World (Bhuana Sastra, 2021)

Dengan publikasi yang sudah dilakukannya, penulis muda ini cukup berpengalaman dan dipercaya oleh Dira untuk mengulas buku miliknya yang berjudulkan Empire: The Fallen Angel (2019).

Melalui ‘Bedah Buku’ pekan lalu, Rania memberikan beberapa ulasan terhadap hasil karya Dira atau yang dikenal sebagai queenrexx, yakni:

1. Premis Cerita yang Kuat dan Unik

Rania menyebutkan bahwa premis cerita yang tertuang di dalam Empire: The Fallen Angel (2019) ini cukup kuat dan unik.

Ini lantaran Dira mampu menggunakan makhluk yang terkenal pada arsitektur Gotik, yaitu Gargoyle.

“Penggunaan Gargoyle ini bisa memperkenalkan ke khalayak lain bahwa (novel) fantasi ini bisa sangat luas, enggak hanya mentok di iblis-malaikat saja,” ujar Rania

2. Plot Building yang Seru dan Penuh Explorasi

Dira dinilai mampu membuat plot building yang seru karena ia sudah memperkenalkan terlebih dahulu aktivitas sehari-hari karakter yang ada di Empire: The Fallen Angel (2019).

Berdasarkan penilaian Rania, plot building yang seru ini sendiri dipengaruhi oleh latar belakang dari penulis dengan nama pena queenrexx yang masih remaja ketika menulis hasil karya sastra tersebut.

“Ini juga efek ditulisnya saat Rex masih remaja. Jadi, feels bocah-bocah pada karatkernya masih berasa karena ada beberapa novel remaja yang terkesan maksa akibat authornya sudah jauh lebih tua,” ucap Rania pada sesi ‘Bedah Buku’.

Penulis novel Lost World (2017) ini juga mengatakan bahwa Dira sangat cerdas dalam melakukan eksplorasi plot karena menggunakan beberapa latar tempat, seperti Berlin, Manchester, dan Athena.

Tidak hanya Rania saja, Yusri Fajar S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing Dira juga memberikan apresiasi terhadap kemampuan menulisnya dalam mengeksplor genre fantasi.

Berdasarkan ulasan sang dosen, Dira dinilai sudah cukup sukses dalam menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi di novel bergenre fantasi tersebut.

Well, I have found the novel is enthralling (since) Andira has been succeeded in potraying the phenomenon using fantasy genre,” ujar Yusri Fajar S.S., M.Hum.

3. Penggambaran Karakter yang Sangat Iconic

Memiliki pengalaman menulis ternyata membuat Dira atau queenrexx mampu memberikan penggambaran karakter yang sangat iconic.

Rania menyebutkan bahwa Dira berhasil memberikan karakteristik dan detail yang sangat iconic pada setiap karakter yang ditulis di Empire: The Fallen Angel (2019).

Dari penggambaran karakter yang iconic, penulis yang identik dengan genre fantasi ini mengaku bahwa ia dapat dengan mudah mengingat setiap karakter yang sudah Dira tulis.

“Gue bisa tahu Calter yang paling adem ayem, Ares yang suka McDonalds, Light yang mengintimidasi, dan Zev (yang) kalau pilek keluar api,” jelas Rania.

Ia juga menambahkan bahwa karakteristik tersebut membuat karakter-karakter pada Empire: The Fallen Angel (2019) ini tampak manusiawi tetapi seperti malaikat secara bersamaan.

Eksplorasi penggambaran iblis yang dilakukan Dira pun dinilai sangat fresh karena ia mampu menggambarkan jenis-jenis iblis di ceritanya, seperti penghasut, perairan, dan masih banyak lagi.

4. Riset Plot yang Detail

Seperti yang sudah diketahui bahwa penulis yang baik adalah mereka yang mampu melakukan riset untuk aspek-aspek karya sastra, yakni latar tempat dan waktu, untuk menciptakan sense yang masuk akal pada hasil tulisan.

Rania menilai Dira atau queenrexx selaku penulis dari Empire: The Fallen Angel (2019) sudah mampu melakukan riset yang baik.

Sebagai contoh, di Amerika Serikat sendiri sudah tidak ada panti asuhan, tetapi Dira mampu menjelaskan sistem tempat tersebut pada novel secara jelas, sehingga gambaran cerita tampak lebih masuk akal.

5. Aspek Netral yang Tertuang pada Buku

Terakhir, Rania menilai bahwa Empire: The Fallen Angel (2019) ini sangat netral dan tidak menggambarkan agama manapun dalam ceritanya.

Dalam cerita sendiri memang menggunakan karakteristik ‘Malaikat-Iblis’, tetapi Dira tidak menyembutkan agama apapun yang menjadi referensi penggambaran karakter-karakter tersebut.

“Agama banget kan itu (gambaran) malaikat-iblis. Tapi, di buku ini enggak ada mention agama sama sekali,” ujar Rania.

Meskipun sudah mendapatkan ulasan yang cukup baik, Dira tetap mendapatkan masukan serta saran dari Rania dan Yusri Fajar S.S., M.Hum selama acara ‘Bedah Buku’ berlangsung.

Saran-saran tersebut dapat dilihat sebagai berikut ini, yaitu:

1. Perkuat Karakteristik dari Karakter Pendukung

Dira atau yang dikenal dengan nama pena queenrexx memang sudah cukup baik dalam membuat karakteristik yang iconic untuk karakter-karakter utama di Empire: The Fallen Angel (2019).

Sayangnya, karakteristik yang iconic ini tidak tertuang ke dalam karakter-karakter pendukung lainnya berdasarkan pengamatan Rania.

Penulis muda ini menilai bahwa karakteristik dari karakter pendukung di Empire: The Fallen Angel (2019) ini tidak mudah diingat sama sekali.

Maka dari itu, Rani menyarankan Dira untuk memperkuat karakteristik dari karakter pendukung lainnya agar mudah diingat dan sama iconicnya dengan peran utama di buku masa depan miliknya.

2. Menulis dengan Genre Lain

Seperti yang sudah disebutkan oleh Yusri Fajar S.S., M.Hum bahwa setiap penulis harus berani menerima masukkan guna memberikan ruang bagi dirinya untuk berkembang di masa depan.

Dalam kesempatan ‘Bedah Buku’ pekan lalu, sang dosen menyarankan Dira untuk menulis sebuah karya sastra berbentuk novel dengan genre lain.

Andira should try working on another genre, beside fantasy, that is my hope. Or even, maybe a new style which could enrich Andira’s creative process (in writing),” ujar Yusri Fajar S.S., M.Hum, penulis novel Surat dari Praha (2012).

3. Fokus pada Isu Sosial di Sekitar

Empire: The Fallen Angel (2019) memang ditulis berdasarkan isu-isu yang berkembang di luar negeri, seperti Berlin, Manchester, dan Athena.

Hal ini ternyata dinilai sebagai ruang untuk berkembang oleh Yusri Fajar S.S., M.Hum kepada Dira saat menulis karya sastra lainnya di masa depan.

Sang dosen berharap Dira dapat fokus pada isu sosial di negara yang ia tinggali, yaitu Indonesia.

Despite portraying phenomenon somewhere, far away, you could also give a response to your surroundings. Indonesia is very rich of phenomenon that you could comment through your writing,” ujar sang dosen.

Meskipun begitu, Yusri Fajar S.S., M.Hum tetap mengaku puas dengan hasil karya sastra yang sudah Dira tulis selama ini.

Dengan begitu, penulis yang dikenal dengan nama pena queenrexx ini berhasil menyelesaikan acara ‘Bedah Buku’ sebagai tahap Ujian Komprehensif dengan baik.

Melalui konversi skripsi menjadi karya sastra, Andira Nurul Putri Derief pun berhasil meraih Gelar Sarjana, yaitu S.S (Sarjana Sastra) dari Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya.

Harapannya, Dira atau queenrexx dapat membuat hasil karya sastra lainnya di masa depan yang lebih fenomenal dan menjadi penulis hebat di Tanah Air; selamat untuk Dira yang sudah menyelesaikan masa studinya dalam waktu 3.5 tahun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun