Selanjutnya, dua orang tokoh Pringgabaya bernama Lalu Ayub dan Guru Usman datang menghadap ke Komang Gredek. Mereka memberi saran, agar sebaiknya warga Swela yang sedang bersama Komang Gredek segera pulang ke Cakra. Mengingat pasukan Pohgading mengincar mereka sebagai sasaran selanjutnya.
Mendengar saran dua orang Pringgabaya itu, Komang Gredek terdiam dan akhirnya menyatakan kesetujuanya. Ia mengatakan akan pulang ke Cakra bersama warga Swela tepat tengah malam nanti dan akan melewati kokok Pede'.
Lalu Ayub dan Guru Usman yang mendengar langsung ucapan Komang Gredek, langsung menulis surat ke Jro Rais dan Jro Inarsa. Isi surat tersebut adalah informasi mengenai rencana keberangkatan Komang Gredek dan warga Swela ke Cakra tepat tengah malam nanti. Rupanya, Lalu Ayub dan Guru Usman telah memperdaya Komang Gredek.
Jro Rais dan Jro Inarsa segera mempersiapkan jagoan pilihan dari semua lelaki yang ada di Pohgading. Jumlah lelaki yang terkumpul sebanyak 130 orang. Pada hari itu juga pasukan Pohgading bergerak menuju kokok Pede'.
Tepat tengah malam, rombongan Komang Gredek melewati kokok Pede'. Pasukan Pohgading segera melakukan penyergapan. Pertempuran tidak bisa dielakan. Jeritan dan raungan memecah kesunyian malam. Mayat bergelimpangan, darah telah memerahkan air kokok Pede'.
Hampir seluruh rombangan Komang Gredek tewas pada malam itu. Sebagian yang selamat ditawan di desa Pohgading.
Demikian sedikit kisah Pohgading yg tercatat dalam babad Sakra, masih banyak kisah menarik lainya tentang Pohgading, saya ceritakan sedikit dulu, nanti disambung lagi.
Tabek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H