Mohon tunggu...
Ahmad Sugeng
Ahmad Sugeng Mohon Tunggu... Buruh - Pencinta Sejarah Lombok

Lombok Files

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agamya Gamana dalam Lingkaran Dinasti Karangasem

18 Mei 2021   20:38 Diperbarui: 18 Mei 2021   20:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selanjutnya, oleh Mataram, Ida Ratu diberi hak menempati bekas puri dari kerajaan Karangasem Sasak. Saat Ida Ratu mendapatkan hasil dari usaha dia membantu Mataram dalam perang melawan Karangasem Sasak, tidak dengan I Gusti Bagus Karang.

Nasib kurang baik menimpa I Gusti Bagus Karang. Saat ia dengan 3000 pasukanya berperang ke Lombok. Tahtanya di Karangasem Bali sana menjadi rebutan. Raja Buleleng telah menyerang Karangasem Bali dan memperoleh kemenangan.

Eck dalam Schetsen van het eiland Bali (1878:395), menyebutkan, awalnya raja Buleleng menempatkan menantunya I Gusti Gde Cotong sebagai raja Karangasem, namun dalam sebuah pertempuran, I Gusti Gde Cotong tewas, oleh raja Buleleng, diangkatlah sepupunya yang bernama I Gusti Ngurah Karangasem sebagai raja di Karangasem Bali.

I Gusti Bagus Karang akhirnya terjebak di Lombok. Di Lombok ia tidak mendapatkan apa apa. Raja Mataram yang ia bantu, tidak menunjukan tanda tanda untuk merangkulnya.

Malahan, isu agamya gamana kini menerpa dirinya. Ia yang dulu menduduki tahta Lanang Karangasem dengan isu agamya gamana, kini merasakan sendiri bagaimana getirnya menghadapi isu agamya gamana.

Anak Agung Ketut Agung dalam Kupu Kupu Kuning Yang Terbang di Selat Lombok (1991:155), menyebutkan, isu agamya gamana yang menerpa I Gusti Bagus Karang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum dikalangan istana. Selama menjadi raja Karangasem ia kerap melakukan hubungan terlarang dengan saudaranya yang bernama I Gusti Ayu Karang.

Raja Mataram, setelah mendengar penjelasan dan pengakuan dari beberapa pimpinan pasukan I Gusti Bagus Karang mengenai tindakan agamya gamana yang dilakukan oleh raja mereka, mengambil sikap tegas. I Gusti Bagus Karang harus segera dihabisi.

I Gusti Bagus Karang yang sudah mencium gelagat yang tidak baik, mulai menyiapkan diri. Masih menurut Lekkerker, perang akhirnya meletus antara Mataram dengan I Gusti Bagus Karang. Perang berlangsung selama 10 hari. Sadar akan kekuatan Mataram, pada Februari 1839, I Gusti Bagus Karang melakukan puputan. Riwayat I Gusti Bagus Karang tamat karena isu agamya gamana.

Isu agamya gamana telah hadir pada dinasti Karangasem dari generasi ke generasi. Bahkan pada tahun 1801,saat Karangasem diperintah oleh tiga orang raja (Anak Agung Made Agung, Anak Agung Ktut Karangasem dan Anak Agung Nyoman Karangasem), mengeluarkan sebuah Paswara (undang undang) tentang agamya gamana.

Paswara itu termuat dalam Adatrechtbundels, XXXVII Bali en Lombok, diterbitkan oleh Koninklijk Instituut Voor de Taal tahun 1934.

Isi paswara itu memuat 10 poin mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kaitanya dengan perkawinan dan hubungan antara laki laki dengan wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun