Mohon tunggu...
Gede Udiastama M
Gede Udiastama M Mohon Tunggu... Pegawai Hotel -

Pria yang menyukai kata kata: tiada hari tanpa belajar, semua orang adalah guru, semua tempat adalah ruang kelas. Bekerja sebagai Learning & Development Manager di sebuah hotel bintang lima di Bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nak, Lebih Baik Berbohong daripada Menangkap Pokemon

23 Juli 2016   13:18 Diperbarui: 23 Juli 2016   17:40 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada kedua anakku,

Nak, kalian terlahir di zaman yang serba canggih. Zaman dimana dengan hape, kalian bisa bermain menangkap Pokemon. Dengan hape, kalian juga bisa bermain membangun sebuah kerajaan, membuat pertahanan, bisa berperang dengan pemain lain yang bahkan tidak pernah dikenal. 

Kami memperbolehkan kalian mencoba game-game yang ada di hape. Itu karena memang kalian harus sudah mampu menggunakan teknologi sejak dini. Inilah zaman kalian. Beda dengan zaman kami apalagi zaman kakek nenek kalian yang sempat heran mengapa hape sampai digoyang kiri-kanan saat kalian main balap mobil.

Di sisi lain, kami juga merasa perlu mengarahkan kalian untuk bermain seperti apa yang kami lakukan dulu.

[caption caption="Mengayuh sepeda. Dokpri "]

[/caption]Kayuhlah sepeda kalian, pelan boleh, ngebut juga boleh. Kami sudah pasti degdegan melihat kalian melesat cepat, namun kami percaya itu baik untuk fisik kalian. Kaki-kaki kecil itu pasti menguat. Keseimbangan kalian pun pasti membaik.

Teruslah bermain di tanah. Kami tahu kalian akan kotor. Kami rela kalian sedikit koreng. Namun ayah dan mama percaya, pertiwi sangat luar biasa. Jangankan penyakit di badan kalian, petir jutaan volt pun akan netral setelah bersentuhan dengan sang ibu.

[caption caption="Naik pohon. Dokpri "]

[/caption]Memanjat pohon juga boleh meskipun kami akan ketar ketir melihat kalian di atas sana. Jemari kalian pastilah tambah kuat karena sering mencengkeram dahan dan lalu mengangkat badan kalian agar sampai di atas pohon. Keberanian kalian pastinya juga jadi terlatih.

[caption caption="Main layang-layang. Dokpri "]

[/caption]Bermain layang-layang akan membuat kulit kalian gosong. Tapi bermain di luar bisa membuat kalian bersahabat dengan sang bayu dan kelak tidak mudah masuk angin. Lagipula, kami berharap kalian bisa bahagia menari-nari layaknya si layang layang yang ditiup oleh sahabat kalian itu.

[caption caption="Main air hujan. Dokpri "]

[/caption]Jika banyak orang bilang main air hujan bisa membuat kalian sakit, kami justru berpikir bisa juga menyehatkan. Setidaknya, keceriaan kalian saat menciprat-ciprat air sudah menyehatkan pikiran. Kami percaya rasa bahagia adalah syarat utama sebuah kesehatan. Nanti kalian boleh main lagi.

[caption caption="Dokpri "]

[/caption]Dan, kami paling senang ketika kalian "berbohong", misalnya setelah menunjuk barisan awan. Kalian berkata itu adalah kuda. Juga, saat kalian berjualan makanan bohongan, melempar kapal bohongan yang terbuat dari bunga ke dalam air, mengunakan payung bohongan dari daun talas, membuat tenda bohongan dari kain, tidur bohongan saat ayah datang dari kerja, dan lain lain, kami menyukai semua "kebohongan" ini.

[caption caption="Payung daun talas. Dokpri "]

[/caption]"Kebohongan" itu kami anggap bahwa kalian sedang bermain dengan imajinasi. Teruslah berimajinasi sayang. Kakek Einstein bilang imajinasi lebih penting dari pengetahuan. Kami percaya.

Bermain game canggih seperti Pokemon Go itu boleh saja, tapi semakin canggih gamenya sepertinya bisa membuat kalian menjauh dari kami, dari teman-teman, dari alam, dari kreativitas, dari pentingnya gerak motorik. Itulah alasan kami membatasi waktu kalian bermain hape dan mendorong untuk lebih banyak "berbohong".

Nak, teruslah bermain, teruslah "berbohong".

Selamat hari anak nasional!

 

23 Juli 2016, Ayah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun