Mohon tunggu...
Gede Udiastama M
Gede Udiastama M Mohon Tunggu... Pegawai Hotel -

Pria yang menyukai kata kata: tiada hari tanpa belajar, semua orang adalah guru, semua tempat adalah ruang kelas. Bekerja sebagai Learning & Development Manager di sebuah hotel bintang lima di Bali

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Desa Sobangan, The Unexposed Paradise

25 April 2016   19:21 Diperbarui: 25 April 2016   19:38 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan Desa Sobangan. Dokpri

Desa Sobangan, bukanlah desa yang terkenal seperti Ubud, Kuta, Jimbaran maupun Sanur. Dia tidak terekspose karena memang bukan destinasi pariwisata di Bali. Keindahannya tidak banyak yang tahu. The unexposed paradise, begitu dia layak disebut.

screenshot-20160424-163539-640x360-571df6375b7b6112068b459f.png
screenshot-20160424-163539-640x360-571df6375b7b6112068b459f.png
Posisi Desa Sobangan. Dokpri 

Desa Sobangan terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Secara geographic, desa ini terletak persis di tengah - tengah Bali. Faktanya, jika kita berkendara dari desa ini menuju ujung utara maupun ujung selatan Bali, waktu tempuhnya sama - sama 1,5 jam. Begitu juga jika menuju ujung timur maupun ujung barat, lama perjalanan sama-sama 2,5 jam.

dsc-2025-640x360-jpg-571df610989373b408a85191.jpg
dsc-2025-640x360-jpg-571df610989373b408a85191.jpg
Gapura Desa Sobangan. Dokpri 

dsc-2003-360x640-jpg-571df5be919773430703449b.jpg
dsc-2003-360x640-jpg-571df5be919773430703449b.jpg
Jalan desa. Dokpri 

Ketika baru masuk desa (melalui ujung utara), kita akan disambut oleh gapura khas Bali. Di sekelilingnya, sawah nan hijau terhampar luas. Jika sedang musim, kita akan bisa melihat bunga berwarna warni. Sepanjang jalan desa, kiri-kanannya dihiasi pohon-pohon kelapa. Daun-daunnya tampak seperti jari-jari menari menyambut siapapun yang lewat. 

Padi adalah hasil bumi utama di desa ini. Untuk satu petak sawah berukuran 10 are, akan mampu menghasilkan 700 kg gabah. Jika diuangkan, itu akan mencapai 3,2 jt untuk satu kali panennya.

dsc-2020-640x360-jpg-571df582959773681e2aea06.jpg
dsc-2020-640x360-jpg-571df582959773681e2aea06.jpg
BBU Desa Sobangan. Dokpri 

Tanahnya sangat subur, tidak heran pemerintah memilih Desa Sobangan menjadi tempat pembibitan benih padi. Bibit-bibit yang dihasilkan akan didistribusikan ke daerah-daerah lain di Kabupaten Badung. Beberapa diantaranya ke daerah Petang dan Mengwi.

mtf-bzrdi-215-640x360-571df557bb9373b5048b45c2.jpg
mtf-bzrdi-215-640x360-571df557bb9373b5048b45c2.jpg
Bunga pacar air. Dokpri 

Selain padi, penduduk desa juga menanam bunga. Yang paling banyak adalah bunga pacar air atau yang orang Bali sebut sebagai bunga pacah. Bunga ini cukup mudah merawatnya karena tidak perlu banyak air. Ketika dijual, harganya memang naik turun dengan kisaran Rp. 1.000 - 30.000 per kg. Harganya tertinggi akan terjadi pada saat Hari Raya.

Yang berbeda, sawah-sawah disini dibuatkan pematang yang terbuat dari beton. Ini akan sangat membantu petani untuk mengakses sawah yang terletak di dalam. Cukup lah untuk dilalui motor. Di lain sisi, pematang beton ini adalah jogging track favorit saya. Tidak jarang, anak-anak desa menggunakannya untuk jalur bersepeda. Asik sekali.

dsc-2021-640x360-jpg-571df52c8c7e61b208116a4d.jpg
dsc-2021-640x360-jpg-571df52c8c7e61b208116a4d.jpg
Pematang sawah beton. Dokpri 

Tata kelola air untuk sawah menggunakan sistem subak. Sistem irigasi ini hanya ada di Bali, dan sudah sangat terkenal. Bahkan UNESCO sudah mengakuinya sebagai situs warisan dunia (UNESCO World Heritage Site).

Subak sebenarnya adalah pengimplementasian dari konsep hidup yang ada di Bali. Konsep tersebut dikenal sebagai Tri Hita Karana. Secara singkat, konsep ini mengatur mengenai 3 hubungan manusia, yaitu hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan. Dipercaya, jika tiga hubungan ini dijaga, akan tercipta harmonisasi hidup.

Nah, subak dengan management airnya, akan membuat petani menjaga 3 hubungan tersebut. Air dikelola dengan baik sehingga akan mengalir ke sawah-sawah secara teratur dan adil. Ini adalah wujud bagaimana manusia menjaga hubungan dengan manusia lainnya, begitu pula dengan alamnya. Di sawahnya, pemilik sawah akan menempatkan pura kecil sebagai tempat bersemayamnya Dewi Sri, dewi kesuburan. Ini adalah bentuk usaha untuk menjaga hubungan dengan Tuhan.

38d872109f4ab33ad7cbd0147ea541b4-640x360-571df4999893735e09a8517a.jpg
38d872109f4ab33ad7cbd0147ea541b4-640x360-571df4999893735e09a8517a.jpg
Pura, sawah dan petani adalah komponen dalam konsep Tri Hita Karana. Dokpri 

Konsep ini teraplikasi dengan sangat baik di Desa Sobangan. Tidak heran, selain irigasi yang baik, ketika saya jogging menyusuri sawah, mudah sekali untuk menemukan petani yang senyumnya lebar dan tulus. Bagi saya itu adalah cerminan dari keharmonisan hidup akibat konsep Tri Hita Karana.

Selain bertani, para penduduk juga beternak diantaranya ayam, babi dan sapi. Khususnya sapi, Desa Sobangan memiliki pusat pembibitan sapi yang besar. Jumlahnya lebih dari 300 ekor sapi. Oleh karenanya, Kabupaten Badung dipilih pemerintah pusat sebagai salah satu sentra pengembangbiakan sapi di Indonesia.

Soal keindahan alam, jangan tanya, Desa Sobangan sangatlah indah dan asri. Hamparan sawahnya yang hijau bagaikan permadani. Jika memandang ke utara, kita akan disajikan kemegahan gunung dan bukit-bukit. Di pagi hari, sekumpulan burung kokokan (heron bird) akan bisa terlihat mencari makan di sawah. Burung burung penyanyi tidak akan pernah diam, suaranya merdu berlomba-lomba dengan suara daun yang ditiup angin.

mtf-bzrdi-726-640x360-571dfaaa959773f81d2aea20.jpg
mtf-bzrdi-726-640x360-571dfaaa959773f81d2aea20.jpg
Sawah. Dokpri

Demikian tulisan singkat tentang Desa Sobangan, the unexposed paradise. Sebuah desa dimana penduduknya ramah, alamnya indah dan Tuhannya disembah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun