Pemandangan Desa Sobangan. Dokpri
Desa Sobangan, bukanlah desa yang terkenal seperti Ubud, Kuta, Jimbaran maupun Sanur. Dia tidak terekspose karena memang bukan destinasi pariwisata di Bali. Keindahannya tidak banyak yang tahu. The unexposed paradise, begitu dia layak disebut.
Desa Sobangan terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Secara geographic, desa ini terletak persis di tengah - tengah Bali. Faktanya, jika kita berkendara dari desa ini menuju ujung utara maupun ujung selatan Bali, waktu tempuhnya sama - sama 1,5 jam. Begitu juga jika menuju ujung timur maupun ujung barat, lama perjalanan sama-sama 2,5 jam.
Ketika baru masuk desa (melalui ujung utara), kita akan disambut oleh gapura khas Bali. Di sekelilingnya, sawah nan hijau terhampar luas. Jika sedang musim, kita akan bisa melihat bunga berwarna warni. Sepanjang jalan desa, kiri-kanannya dihiasi pohon-pohon kelapa. Daun-daunnya tampak seperti jari-jari menari menyambut siapapun yang lewat.Â
Padi adalah hasil bumi utama di desa ini. Untuk satu petak sawah berukuran 10 are, akan mampu menghasilkan 700 kg gabah. Jika diuangkan, itu akan mencapai 3,2 jt untuk satu kali panennya.
Tanahnya sangat subur, tidak heran pemerintah memilih Desa Sobangan menjadi tempat pembibitan benih padi. Bibit-bibit yang dihasilkan akan didistribusikan ke daerah-daerah lain di Kabupaten Badung. Beberapa diantaranya ke daerah Petang dan Mengwi.
Selain padi, penduduk desa juga menanam bunga. Yang paling banyak adalah bunga pacar air atau yang orang Bali sebut sebagai bunga pacah. Bunga ini cukup mudah merawatnya karena tidak perlu banyak air. Ketika dijual, harganya memang naik turun dengan kisaran Rp. 1.000 - 30.000 per kg. Harganya tertinggi akan terjadi pada saat Hari Raya.
Yang berbeda, sawah-sawah disini dibuatkan pematang yang terbuat dari beton. Ini akan sangat membantu petani untuk mengakses sawah yang terletak di dalam. Cukup lah untuk dilalui motor. Di lain sisi, pematang beton ini adalah jogging track favorit saya. Tidak jarang, anak-anak desa menggunakannya untuk jalur bersepeda. Asik sekali.
Tata kelola air untuk sawah menggunakan sistem subak. Sistem irigasi ini hanya ada di Bali, dan sudah sangat terkenal. Bahkan UNESCO sudah mengakuinya sebagai situs warisan dunia (UNESCO World Heritage Site).
Subak sebenarnya adalah pengimplementasian dari konsep hidup yang ada di Bali. Konsep tersebut dikenal sebagai Tri Hita Karana. Secara singkat, konsep ini mengatur mengenai 3 hubungan manusia, yaitu hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan. Dipercaya, jika tiga hubungan ini dijaga, akan tercipta harmonisasi hidup.
Nah, subak dengan management airnya, akan membuat petani menjaga 3 hubungan tersebut. Air dikelola dengan baik sehingga akan mengalir ke sawah-sawah secara teratur dan adil. Ini adalah wujud bagaimana manusia menjaga hubungan dengan manusia lainnya, begitu pula dengan alamnya. Di sawahnya, pemilik sawah akan menempatkan pura kecil sebagai tempat bersemayamnya Dewi Sri, dewi kesuburan. Ini adalah bentuk usaha untuk menjaga hubungan dengan Tuhan.
Konsep ini teraplikasi dengan sangat baik di Desa Sobangan. Tidak heran, selain irigasi yang baik, ketika saya jogging menyusuri sawah, mudah sekali untuk menemukan petani yang senyumnya lebar dan tulus. Bagi saya itu adalah cerminan dari keharmonisan hidup akibat konsep Tri Hita Karana.
Selain bertani, para penduduk juga beternak diantaranya ayam, babi dan sapi. Khususnya sapi, Desa Sobangan memiliki pusat pembibitan sapi yang besar. Jumlahnya lebih dari 300 ekor sapi. Oleh karenanya, Kabupaten Badung dipilih pemerintah pusat sebagai salah satu sentra pengembangbiakan sapi di Indonesia.
Soal keindahan alam, jangan tanya, Desa Sobangan sangatlah indah dan asri. Hamparan sawahnya yang hijau bagaikan permadani. Jika memandang ke utara, kita akan disajikan kemegahan gunung dan bukit-bukit. Di pagi hari, sekumpulan burung kokokan (heron bird) akan bisa terlihat mencari makan di sawah. Burung burung penyanyi tidak akan pernah diam, suaranya merdu berlomba-lomba dengan suara daun yang ditiup angin.
Demikian tulisan singkat tentang Desa Sobangan, the unexposed paradise. Sebuah desa dimana penduduknya ramah, alamnya indah dan Tuhannya disembah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H