Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tetangga Masa Gitu: Mempersiapkan Pangsa Pasar Baru

17 Januari 2015   00:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:59 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bastian dan Adi di sisi lain, seolah memainkan peranan sebagai "badut", pencair suasana, dan pemacu konflik yang sering kali diselesaikan oleh protagonis wanita yang diperlihatkan lebih rasional dan dapat diandalkan.Mungkin inilah unsur komedinya.

Melihat setting seperti itu: properti, penokohan, dan alur cerita terlihat betul aksen American Sitcomnya. Salah satunya adalah semua cast yang secara fisik menarik (kebiasaan sitkom luar negeri adalah mengobral bintang yang good looking). Bandingkan dengan sitkom-sitkom Indonesia terdahulu seperti Bajaj Bajuri atau Office Boy(OB) yang malah menampilkan sosok-sosok yang ndeso.

Namun, dengan begitu pula malah memberi jarak pada penonton. Situasi yang terjadi dalam sitkom Tetangga Masa Gitu terasa sangat asing. Boleh saja kita bilang terpengaruh dari segmen yang ingin disasar yaitu kelas menengah ke atas atau borjuis, tapi istri borjuis Indonesia mana yang membiarkan suaminya leyeh-leyeh sedangkan mereka yang harus pontang-panting menghidupi keluarga?

Jadi sebenarnya TMG itu apa? saya pribadi melihat TMG ini lebih seperti karya-karya awal Teguh Karya seperti Cinta Pertama (1973) atau Badai Pasti Berlalu (1977) yang memang dibuat untuk "mempersiapkan" penonton. Atau malah, TMG diproyeksikan untuk menjadi Seinfeld baru,yang merevolusi cara pandang dunia hiburan Indonesia terhadap sitkom itu sendiri sekaligus merubah tatanan sosial di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun