Kasti itu baseball tradisionalnya orang Indonesia. Ada 3 atau 4 base dan setiap tim berjumlah 4 atau 5 orang, tergantung jumlah bocah yang ikut main sih. 1 orang sebagai pitcher, tukang lempar bola, dan sisanya sebagai penjaga base yang tugasnya ‘ngembat runner tim lawan. Bocah paling lelet larinya bakal dijadikan anak bawang, paling mentok dijadikan wasit alias tukang hitung skor. Uniknya main kasti di kampung itu, basenya dipilih sembarangan asal masih satu lokasi halaman. Bisa pohon belimbing di pojokan halaman, rumpun pagar teh-tehan punya tetangga sebelah atau tiang jemuran.
Perang ketapel,ceplokan atau sumpit jadi urutan kedua.
Dan, ketapel dari ranting pohon jambu batu jadi item wajib punya dan wajib bawa setiap bocah di kampung. Biasanya sih selain buat main perang-perangan juga bisa buat panen – tanpa izin – pohon buah tak bertuan atau milik tetangga yang lagi ranum-ranumnya. Musim mangga, jambu batu atau jambu air, kami siap merajalela rasanya.
Sedangkan ceplokan dan sumpit, murni cuma buat main perang-perangan saja.
Ceplokan dibuat dari batang buluh bambu muda berdiameter 1 – 2 senti dengan panjang bervariasi, antara 20 – 25 senti. Cara membuatnya mudah, potong buluh bambu dan hilangkan sekat antar ruasnnya tanpa harus membelah buluhnya. Kemudian serut batang buluh lain yang lebih besar sebagai tongkat penyodok peluru dan buluh yang sudah dihilangi sekat ruasnya sebagai silinder meriamnya. Buat pelurunya dengan merendam kertas koran bekas dan meremasnya sampai setengah hancur, peras dan gumpalkan. Gunakan buluhnya dan isi dengan butiran kacang hijau kering, tiup sekencangnya setiap kali target mendekat dan jadilah – Sumpit.
Petak umpet dan Gobaksodor jadi pilihan ketiga.
Selain tidak memerlukan alat, asal ada halaman luas dan jumlah orang yang cukup, bisa dimainkan kapan saja tanpa repot. Soal petak umpet, yah – semua juga sudah tahu cara mainnya, lain halnya dengan gobaksodor. Bagi vertikal kotak lapangan menjadi 2 bagian ruas kanan dan kiri, lalu bagi tiap ruasnya menjadi 3 petak horizontal. Garis di sepanjang kotak lapangan itulah jalur gerak si penjaga garis dan tugasnya cukup menyentuh pemain yang berusaha berlari melewatinya.
Gampang ‘kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H