Buka dompetmu dan tatap aku
Kuharap kau menyimpan selembar fotoku dalam saku dompetmu
Besar, kecil
Tak masalah buatku
Asal bukan mikroskopis dan selalu bisa menemani hari-harimu tanpaku
Buka facebook-mu dan sapa aku
Kuharap kau tak pernah bosan melirik status-statusku
Penting ‘nggak penting
Kuganti 10 menit sekali, agar kau selalu tahu kabar terbaru dariku
Aku makan, sayang
Aku e’ek, sayang
Aku tidur, sayang
Aku merindukanmu, sayang
Dan, aku ingin segera bertemu denganmu, sayang
Ambil ponselmu
Balas pesanku, angkat telponku dan bicaralah padaku
Bersabarlah sayang
Toh, kotak layar sebesar cermin bedak itu bukanlah satu-satunya penyambung lidahku
Agar suaraku sampai padamu
Agar kau tahu apa ceritaku dan aku tahu apa ceritamu
Kalau sudah habis kesabaranmu
Sudah tipis – nyaris jebol tanggul kerinduanmu padaku
Nyalakan laptop dan gunakan skype-mu
Selalu ada waktu tersedia dan kotak layar yang lebih besar dari cermin bedak untukmu
Kurasa cukup,
Sekedar memuat separo badanku, juga tiap mimik dan gerakan canggungku selama ngobrol denganmu
Sudahlah, sayang
Urungkan saja niatmu untuk mencari lelaki lain
Yang – dikata orang – lebih baik dariku
Mungkin aku tak tampan, tak juga rupawan
Asalkan sanggup menawan hatimu seorang
Jackpot bidadari tercantik dari kahyangan pun, aku lewatkan
Mungkin aku tak punya kolam harta atau kolam susu untuk kau renangi
Tapi aku punya kolam cinta untuk kau selami
Aku juga bukan pawang hujan, sayang
Yang bisa manggil atau maen usir hujan seenaknya
Tapi, setidaknya aku bisa menghujanimu dengan cinta termanis yang aku punya
Mungkin juga aku tak necis ataupun romantis
Tapi kujamin, hari-harimu bersamaku
‘Kan jadi momen termanis di sepanjang sejarah kehidupanmu
Mungkin aku tak mentereng, sayang
Malah mungkin kelewat sederhana dan biasa-biasa saja
Tapi serenteng perempuan, kekayaan dan kemashyuran sekalipun
Tak sanggup membeli kesetiaan cintaku pada dirimu
Akhir kata, sayang
Mungkin aku tak punya istana megah ataupun rumah yang mewah untuk kau tinggali
Tapi kuharap …
Hati dan diri ini sanggup menjadi ‘rumah’ bagimu
Sekaligus tempat menghabiskan sisa hidupmu
Tertanda,
Peminangmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H