Mohon tunggu...
Gabriella Gebby
Gabriella Gebby Mohon Tunggu... -

Komunikasi Strategis 2015 - Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Riset Penelitian Pengolahan Limbah Sampah Rumah Tangga

3 Desember 2017   21:49 Diperbarui: 3 Desember 2017   22:31 14831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Komunikasi lingkungan sendiri berasal dari kata komunikasi dan lingkungan, artinya ada gabungan antara komunikasi dan lingkungan. Komunikasi dalam arti ini adalah sebuah proses dalam pemberian pesan kepada orang atau khalayak yang dituju. Dan pesan tersebut tentunya memiliki maksud dan tujuan, oleh karena itu dalam pengertian ini tujuan dan maksud yang diinginkan adalah secara umum untuk pelestarian lingkungan. Namun tidak hanya sekedar pelestarian saja tetapi juga pemilihan cara dan pesan yang tepat dan efektif dalam mengkomunikasikan tentang lingkungan dan pelestariannya. Ditambah komunikasi lingkungan ini bermaksud meningkatkan kesadaran orang tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya, secara tidak langsung membuat orang menjadi lebih peka terhadap sekitarnya.

            Lingkup kajian komunikasi lingkugan sangatlah luas yaitu melingkupi : pemberitaan media,  metode penetapan partisipasi publik, komunikasi resiko, penyelesaian konflik lingkungan, pemasaran yang bertemakan penghijauan hingga gambaran alam dalam kebudayaan yang populer. Sedangkan dalam pembelajaran komunikasi lingkungan dibagi menjadi delapan bagian yaitu: retorika dan wacana lingkungan, media dan jurnalisme lingkungan, partisipasi publik dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan lingkungan, kampanye pemasaran dan kampanye pembelaan, kolaborasi lingkungan dan resolusi konflik, komunikasi resiko, representasi alam dalam budaya populer dan pemasaran hijau.

            Kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menunjukkan laju degradasi lingkungan lebih cepat daripada laju pemulihan,  yaitu dua setengah kali lipat. Kondisi ini,  memberikan gambaran ke depan, tantangan penanganan bencana makin berat. Willem Rampangilei Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, laju pembangunan dan ketidakseimbangan tata ruang, adalah faktor-faktor pendorong bencana. Perlu kesadaran berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah dan swasta (http://www.mongabay.co.id)

            Dari banyaknya persoalan tentang lingkungan tentu pemilihan efektif harus diterapkan dari proses komunikasi lingkungan. Setidaknya adanya kampanye bukan hanya salah satu cara yang digunakan untuk menyadarkan khalayak saja namun bisa melalui media yang sekarang sudah jauh banyak diminati dan digunakan oleh masyarakat zaman sekarang. Selain itu terhadap persoalan perspektif bisa dimulai dengan pendidikan sejak usia dini sehingga dari kecil orang sudah mengenal pentingnya lingkungan, sehingga ketika ia dewasa dia menjadi lebih paham dan sadar akan lingkungan sekitarnya. Yang nantinya juga bisa menjadi objek kajian mereka yang tertarik akan isu lingkungan dan mulai melakukan penelitian demi penyelesaian persoalan yang mungkin kedepannya akan muncul dan dihadapi.

            Dari latar belakang permasalahan akibat bencana alam, manusia juga memiliki andil dalam menimbulkan bencana tersebut. Bisa kita lihat dari bencana alam berupa banjir akibat sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sampah-sampah tersebut dapat menghalangi aliran air di selokan, terutama saat musim hujan di mana intensitas air hujan sangat tinggi. Tidak hanya itu, sampah yang menumpuk juga mampu memperburuk keadaan dan kualitas lingkungan di masyarakat sehingga dapat menimbulkan penyakit.

            Melihat keadaan tersebut dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan konsekuensi dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia. Volume sampah yang merupakan hasil pembuangan rumah tangga semakin bertambah seiring dengan makin tinggi aktivitas yang dilakukan dan bertambahnya kebutuhan masyarakat yang semakin modern. Sampah dapat dikategorikan berdasarkan berbagai jenis, tergantung material yang  dikonsumsi. Sampah menjadi isu lingkungan yang  besar terutama apabila pengelolaan sampah tidak dilakukan secara benar maka akan berdampak buruk bagi lingkungan.

            Sampah yang tidak terurai dengan baik akan berdampak buruk bagi lingkungan, terutama sampah jenis anorganik (plastik, kertas, logam, dsb) akan menimbulkan masalah baru seperti banjir, pencemaran lingkungan, wabah penyakit, hingga citra buruk dari masyarakat Tambak Bayan tersebut. Selama ini banyak di temukan komponen sampah yang terbuang, baik di TPS maupun di TPA didominasi oleh sampah rumah tangga.

            Kebersihan dan kesehatan lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki peranan penting, sehingga dibutuhkan sinergitas yang baik untuk mengatasi permasalahan ini. Dari hal tersebut maka diperlukan sebuah penyuluhan mengenai dampak buruk dari sampah. Selain itu perlu juga ditekankan bahwa sampah mampu menjadi sebuah peluang usaha apabila diolah dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun