Suaramu ibarat gema sangkakala
yang di tiup gembala di padang dan oase. Memanggil dan mencariku.
Aroma nafasmu adalah harga yang terbayar di atas ranjang panjang sepanjang jalan.
Sampai akhirnya kau menyadari
bahwa yang mundur pasti gugur,
dan yang terus maju pasti laju.
(Malang, 16:45--05/02/2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!