Mohon tunggu...
GEA ALIAJANAH
GEA ALIAJANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Mengembangkan Keterampilan Abad 21, Nilai Pancasila, dan Pendidikan Merdeka melalui Gotong Royong

21 Mei 2024   19:30 Diperbarui: 22 Mei 2024   09:59 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk Belajar Gaya Belajar Auditori dengan Lagu/Tepuk (Dokumentasi Pribadi)

Mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, Dimensi Gotong Royong merupakan salah satu dimensi penting yang mencerminkan nilai-nilai utama yang diharapkan dari setiap pelajar Indonesia. Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas IVA di SD Muhammadiyah 24 Surakarta dengan materi "Gotong Royong", dimensi ini dapat diimplementasikan dengan cara yang holistik dan inklusif. Peserta didik diajak untuk mengkontruksi pemahaman dan kontekstualisasi mengenai gotong royong dalam berbagai lingkungan, seperti sekolah, rumah, dan masyarakat. Pembelajaran ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik kolaborasi dan partisipasi aktif yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

Proses Belajar Gaya Belajar Kinestetik (Dokumentasi Pribadi)
Proses Belajar Gaya Belajar Kinestetik (Dokumentasi Pribadi)

Proses Belajar Gaya Belajar Visual (Dokumentasi Pribadi)
Proses Belajar Gaya Belajar Visual (Dokumentasi Pribadi)

Proses Belajar Gaya Belajar Auditori (Dokumentasi Pribadi)
Proses Belajar Gaya Belajar Auditori (Dokumentasi Pribadi)

Pembelajaran berdiferensiasi berarti guru menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan gaya belajar dan kesiapan belajar masing-masing peserta didik untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka yang beragam. Dalam konteks ini, pendekatan yang digunakan harus memastikan bahwa setiap peserta didik bisa mencapai pemahaman yang utuh dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. 

Gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dipertimbangkan dalam merancang aktivitas kelas. Keterampilan abad 21 seperti kolaborasi dan berpikir kritis juga diasah untuk diwujudkan dengan menempatkan peserta didik pada situasi atau kasus nyata yang membutuhkan pemecahan masalah melalui gotong royong.

Peserta didik secara kolaboratif menyelesaikan tugas kelompok dengan tanggung jawab (Dokumentasi Pribadi)
Peserta didik secara kolaboratif menyelesaikan tugas kelompok dengan tanggung jawab (Dokumentasi Pribadi)

Dalam pembelajaran, saya sebagai guru membagi peserta didik dengan gaya belajar visual menggunakan infografis/poster, peta konsep, dan video yang menggambarkan prinsip gotong royong. Untuk peserta didik dengan gaya belajar auditori, diskusi kelompok, ceramah interaktif, dan mendengarkan cerita tentang pengalaman gotong royong dapat sangat efektif dengan video pembelajaran. 

Sedangkan bagi peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, kegiatan seperti proyek kolaboratif, bermain peran/drama sederhana, dan simulasi situasi gotong royong dapat lebih menarik dan membantu mereka memahami konsep secara mendalam. Produk akhir dari kegiatan ini bisa berupa presentasi, poster, video, lagu, drama, atau laporan tertulis yang menggambarkan pemahaman mereka tentang gotong royong dan bagaimana nilai ini bisa diterapkan di berbagai aspek kehidupan mereka.

Produk Belajar Gaya Belajar Visual dengan Poster (Dokumentasi Pribadi)
Produk Belajar Gaya Belajar Visual dengan Poster (Dokumentasi Pribadi)

Produk Belajar Gaya Belajar Auditori dengan Lagu/Tepuk (Dokumentasi Pribadi)
Produk Belajar Gaya Belajar Auditori dengan Lagu/Tepuk (Dokumentasi Pribadi)

Produk Belajar Gaya Belajar Kinestetik dengan Drama (Dokumentasi Pribadi)
Produk Belajar Gaya Belajar Kinestetik dengan Drama (Dokumentasi Pribadi)

Gotong royong juga merupakan bentuk dialog karya yang perlu dihidupi dalam tradisi komunitas lokal untuk merealisasikan ke-Bhineka Tunggal Ika-an yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghormatan terhadap martabat manusia menggerakkan gotong royong, menciptakan ruang dialogis yang dihayati dalam tradisi gotong royong. Ini menjadi paradigma penanaman kultural damai dalam kehidupan berbangsa yang cocok dalam konteks kehidupan berbangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika, seperti di Indonesia.

Peserta didik terlihat sangat antusias dan bahagia karena diberi kebebasan dalam menuangkan kreativitas dan minat dalam belajar dengan tepuk tangan/dokpri
Peserta didik terlihat sangat antusias dan bahagia karena diberi kebebasan dalam menuangkan kreativitas dan minat dalam belajar dengan tepuk tangan/dokpri

Anak-anak terlihat sangat senang dan antusias dengan pembelajaran yang mereka jalani. Pembelajaran ini benar-benar mencerminkan prinsip pendidikan yang memerdekakan, di mana setiap peserta didik diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka dalam belajar. Dengan pendekatan yang interaktif dan kreatif, mereka tidak hanya belajar dengan lebih mudah tetapi juga menikmati setiap prosesnya. Melalui kebebasan ini, pemahaman mereka terhadap materi semakin mendalam dan bermakna, menunjukkan bahwa ketika peserta didik diberi ruang untuk berkreasi dan berpartisipasi aktif, potensi mereka dapat berkembang secara maksimal. 

"Pembelajaran hari ini senang, asik, dan seru sekali", ucap seluruh peserta didik kelas IVA ketika guru melakukan refleksi pembelajaran.

Dalam proses pendidikan ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik menemukan cara-cara untuk menerapkan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang inklusif, kolaboratif, dan berpusat pada peserta didik, diharapkan tujuan pembelajaran yang mencakup pemahaman mendalam tentang gotong royong dan penerapan nilai-nilai Pancasila dapat tercapai dengan baik. Ini akan membentuk Profil Pelajar Pancasila yang memiliki karakter, kompetensi, dan literasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan abad ke-21.

Berikut Video Pembelajaran Berdiferensiasi:


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun