Mohon tunggu...
Gede WerdyanWerdyatmika
Gede WerdyanWerdyatmika Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

PELAJAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelebihan Banten dalam Tradisi Hindu di Bali

11 Juli 2023   21:56 Diperbarui: 11 Juli 2023   21:59 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama Hindu merupakan agama yang telah lama ada di dunia, salah satu wilayah yang masyarakatnya yang sangat kental dengan agama Hindu yang melestarikan budaya dan tradisi yang ada adalah di pulau Bali. Agama Hindu di pulau Bali merupakan salah satu yang terkenal masih sangat menjaga tradisi dan budaya yang ada dan dapat terbilang cukup menarik pada setiap pelaksanaannya.

Dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, tidak akan pernah terlepas dari banten karena pada setiap kegiatan upacara masyarakat Hindu di Bali pasti memerlukan banten. Upacara dalam agama Hindu dapat diartikan sebagai suatu gerakan yang ada di sekeliling kehidupan manusia dalam upaya untuk menghubungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dimana upacara ini dilakukan berdasarkan ajaran dari kitab suci Weda dan Sastra dalam agama Hindu. 

Setiap upacara atau kegiatan yang dilakukan masyarakat Hindu di Bali pasti selalu memerlukan sarana dalam pelaksanaannya, sarana yang digunakan masyarakat Hindu di Bali ini sering di sebut dengan banten. Banten ini merupakan simbol dari perwujudan manusia yang terbentuk dan terdiri dari unsur Panca Maha Butha dan Panca Tan Matra yang dimana kemudian hal ini ditransformasikan dalam unsur suatu benda-benda yang ada di dunia. Banten ini sendiri memiliki pengertian sebagai wali yang memiliki arti yang simbolis dan filosofis.

Selain itu, Banten juga merupakan wujud dari sebuah pemikiran yang sangat lengkap dan di dalamnya didasari dengan hati yang tulus dan suci. Hal ini dapat terlihat dari  perwujudan banten yang dibuat oleh masyarakat dengan penampilan yang terlihat sangat indah dan unik yang di dalamnya mengandung banyak simbol serta banten juga disertai dengan suatu pemikiran yang suci, tulus dan bersih. Banten sering kali juga dipakai masyarakat Hindu di Bali untuk menyampaikan rasa cinta bakti dan kasih yang mereka miliki kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Dalam banten, ada faktor seni yang memiliki makna penting, karena banten ini dapat menuntun pikiran yang kita miliki ke arah yang lebih indah dalam menuju pada ketenangan Jiwa. Ketenangan jiwa ini sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting sebagai tujuan untuk mencapai pemusatan pikiran dalam memfokuskan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Banten ini juga merupakan suatu simbol yang diartikan sebagai penyerahan diri umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian dari hal ini, pada akhirnya masyarakat Hindu akan menunjukkan hal tersebut melalui munculnya sebuah tetesan ataupun goresan yang dibawa dengan rasa tulus ikhlas atau lascarya. 

Banten ini sendiri juga akan menampilkan sebuah keindahan seni dan juga akan memiliki fungsi sebagai bentuk tanda rasa cinta dan syukur yang dimiliki oleh umatnya, serta sebagai bentuk rasa pengabdian umatnya untuk memberikan suatu hal terbaik yang bisa ia berikan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Banten juga memiliki pengertian sebagai lambang dari ketundukan diri manusia kepada Sang Penciptanya, yang dimana hal ini dilandasi dan juga selalu berdasarkan pada keikhlasan diri atau umat Hindu, yang juga sering disebut dengan istilah lascarya.

Dalam pembuatan Banten, akan terdapat beberapa unsur penting yang biasanya harus ada pada saat dibuat. Setiap unsur yang ada pada banten memiliki makna atau arti tersendiri pada setiap bagiannya. Unsur-unsur yang terdapat dalam banten ini meliputi:

  • Unsur banten yang pertama adalah Mataya. Mataya ini adalah bahan-bahan yang ada di dalam banten dengan berwujud tumbuhan yang meliputi daun, buah-buahan, dan bunga.
  • Unsur banten yang kedua adalah Maharya. Maharya ini adalah bahan-bahan yang ada di dalam banten dengan berwujud binatang yang lahir tidak dari telur seperti babi, kerbau, sapi, dan lain sebagainya.
  • Unsur banten yang ketiga adalah Mantiga. Mantiga ini adalah bahan-bahan yang ada di dalam banten dengan berwujud binatang yang lahirnya dari sebuah telur seperti ayam, bebek, dan lain sebagainya.

Selain dari ketiga unsur tersebut, ada juga beberapa unsur lainnya yang biasanya digunakan untuk pelengkap dalam banten yang dimana hal ini meliputi api, air, ataupun dupa.

Dalam pembuatan banten dalam tradisi agama Hindu di Bali, setiap banten yang di buat memiliki makna dan tujuannya tersendiri untuk dihaturkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan makna dari jenis banten yang ada dalam tradisi agama Hindu di Bali:

  • Banten peras, banten ini memiliki arti sebagai hal yang melambangkan perjuangan dan juga lambang sebagai segala bentuk doa yang digunakan untuk mencapai sebuah kesuksesan di dalam kehidupan.
  • Banten Penyeneng, yang dimana banten ini berbentuk sampian yang memiliki tiga kojong pada sampian tersebut yang dimana hal ini memiliki makna sebagai konsep kehidupan yang seimbang dan juga harmonis.
  • Banten Tulung, banten yang memiliki tiga kojong dengan berisikan sebuah nasi serta lauk-pauk dan juga rerasmen yang dimana banten ini memiliki arti sebagai gambaran tolong menolong.
  • Banten sesayut, banten ini memiliki arti sebagai sebuah keselamatan atau sebuah kesejahteraan.

Selain dari kelebihan tersebut. Kelebihan dari adanya banten dalam tradisi Hindu di Bali sangat banyak jika kita teliti lebih dalam lagi. Kelebihan dari adanya banten dalam tradisi hindu di Bali memiliki banyak kelebihan baik itu untuk dirinya sendiri, orang lain, maupun kepada lingkungan disekitarnya. Kelebihan lain ini dari adanya banten dalam tradisi Hindu di Bali seperti:

  • Dengan adanya pembuatan banten, setiap masyarakat yang beragama Hindu di Bali akan selalu mengingatkan mereka kepada sang Pencipta yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.
  • Dengan adanya banten yang dimana dalam proses pembuatannya yang dibuat dengan rasa tulus dan ikhlas untuk dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang dimana hal ini secara tidak langsung membuat setiap masyarakat yang beragama Hindu di Bali diajarkan untuk melatih kesabaran yang mereka miliki dan pengendalian diri dari setiap individu agar tidak muncul rasa marah maupun rasa egois di dalam diri.
  • Dengan adanya banten ini juga secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian dari setiap masyarakat yang menjual banten. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua orang bisa untuk membuat banten ataupun tidak memiliki waktu luang untuk membuat banten, nah kemudian seseorang yang memiliki keterampilan atau waktu yang lebih luang untuk membuat banten dapat memanfaatkan hal ini yang dimana nantinya dapat meningkatkan perekonomian dari seseorang yang menjual banten tersebut untuk memenuhi kehidupannya.
  • Dengan adanya pembuatan banten terutama bagi masyarakat yang beragama Hindu di Bali secara tidak langsung masyarakat akan mendapatkan hal positif, masyarakat dapat meningkatkan kemampuannya dalam hal keterampilan, yang dimana  hal ini terjadi karena dalam proses pembuatan banten ini terbilang cukup rumit pada setiap bagiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun