"Cobain?"
Bimo tertawa.
"Itu nenek saya yang bikin Kak jadi saya sudah bosan makannya."
Nisa tertawa kecil sambil mengambil satu buah kerupuk lalu dimakannya.
Suara renyahnya menyebabkan beberapa orang menengok ke arah Nisa.
"Enak, berasa ikan nya."
"Kerupuk bangka buatan nenek emang paling enak Kak, dari ikan tenggiri asli." Bimo mengangkat jempolnya tinggi-tinggi.
Nisa memakan kerupuk itu dengan perlahan. Bayangan masa lalu seketika menghampirinya, memeluknya dengan penuh kerinduan.
Adi, adik laki-laki semata wayang yang sangat disayanginya harus pergi untuk selamanya dengan tiba-tiba karena kecelakaan akibat ditabrak truk yang dikemudikan secara ugal-ugalan di jalan tempat biasa anak-anak sekolah menyebrang.
Duka itu begitu dalam sampai ia harus meninggalkan ayah, ibu serta kampung halamannya dan merantau ke Jakarta dengan harapan ia bisa bangkit dari jurang kesedihan.
Tetapi ternyata masih tidak bisa. Duka itu terlampau dalam untuk dilupakan begitu saja.