Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Renyah Kerupuk Bangka

17 November 2022   15:49 Diperbarui: 17 November 2022   15:53 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cobain?"

Bimo tertawa.

"Itu nenek saya yang bikin Kak jadi saya sudah bosan makannya."

Nisa tertawa kecil sambil mengambil satu buah kerupuk lalu dimakannya.

Suara renyahnya menyebabkan beberapa orang menengok ke arah Nisa.

"Enak, berasa ikan nya."

"Kerupuk bangka buatan nenek emang paling enak Kak, dari ikan tenggiri asli." Bimo mengangkat jempolnya tinggi-tinggi.

Nisa memakan kerupuk itu dengan perlahan. Bayangan masa lalu seketika menghampirinya, memeluknya dengan penuh kerinduan.

Adi, adik laki-laki semata wayang yang sangat disayanginya harus pergi untuk selamanya dengan tiba-tiba karena kecelakaan akibat ditabrak truk yang dikemudikan secara ugal-ugalan di jalan tempat biasa anak-anak sekolah menyebrang.

Duka itu begitu dalam sampai ia harus meninggalkan ayah, ibu serta kampung halamannya dan merantau ke Jakarta dengan harapan ia bisa bangkit dari jurang kesedihan.

Tetapi ternyata masih tidak bisa. Duka itu terlampau dalam untuk dilupakan begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun