Masalahnya adalah, apa yang harus kita lakukan supaya bisa berubah, tidak lagi terjerat dampak buruk masa lalu.
Salah satunya adalah dengan keterbukaan.
Ada sebuah istilah yang sering dipergunakan untuk meyakinkan seseorang agar mau menceritakan semua masalahnya kepada orang lain yaitu keterbukaan adalah awal dari pemulihan.
Seakan dengan hanya menceritakan permasalahan dan luka-luka yang dialami pada masa lalu bisa langsung terbebas dari segala macam trauma dan akibat-akibatnya.
Padahal belum tentu seperti itu.
Sering sekali ketika kita mencoba terbuka terhadap orang lain tentang sesuatu hal, respon yang mereka tunjukkan justru kadang bukan membawa pemulihan tetapi luka baru.
Kita bisa dihakimi, dibicarakan di belakang alias digosipkan, ditertawakan, dan berbagai macam respon yang justru tidak akan terjadi ketika kita awalnya memilih untuk tidak terbuka.
Kalau sudah seperti ini tentu hanya akan menambah daftar pengalaman buruk dalam hidup kita yang sebenarnya bisa kita hindari.
Jadi yang benar bukan keterbukaannya yang akan membawa pemulihan tetapi respon terhadap keterbukaan itu yang akan menjadi langkah awal dalam pemulihan.
Oleh sebab itu, keterbukaan harus dilakukan pada orang yang tepat dengan respon yang tepat pula.
Keterbukaan juga merupakan sebuah kepercayaan.