Sistem Dapur Terbuka
Salah satu ciri khas Rumah Makan Mangut Lele Mbah Marto Patalan adalah sistem dapurnya yang terbuka atau biasa disebut dengan open kitchen.Â
Pengunjung diberikan kebebasan untuk mengambil menu yang diinginkan secara prasmanan. Saat mengambil makanan, pengunjung dapat melihat proses pembuatan mangut lele dengan jelas, mulai dari proses pengasapan hingga penyajian. Menarik, bukan?
Keunikan Cita Rasa dan Proses Pembuatan
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, yang membedakan Mangut Lele Mbah Marto dengan restoran mangut lele lainnya adalah pembuatannya yang melalui proses pengasapan dengan waktu minimal satu jam.Â
Selama pengasapan, lele-lele tersebut ditusuk dengan tusukan yang terbuat dari kelapa agar tidak mudah hancur. Pemilihan kelapa sebagai tusukan ini ternyata memiliki alasan lain, yaitu agar aroma lele tetap segar dan tidak amis.Â
"Kami tidak pakai bambu sebagai tusukan karena alasan kesehatan yang dianjurkan oleh dokter yang sesekali datang dan memeriksa ke sini," ungkap Pak Muryadi.
Sesudah diasapkan, lele yang telah matang dicampur dengan kuah berbumbu pedas dan berwarna kemerahan. Proses pengasapan yang cukup lama dan kuah yang pedas menciptakan tekstur lembut sekaligus rasa gurih pada mangut lele.Â
Di samping itu, aroma rempah, wangi bumbu pedas, dam warna kuah yang merah menyala juga menjadi salah satu faktor yang menarik pengunjung untuk mencicipi menu spesial ini.Â
Cara memasak seperti inilah yang tidak pernah berubah dari masa ke masa, diturunkan oleh Mbah Marto kepada anak dan cucunya.Â
Apabila Anda seorang pecinta makanan pedas, Mangut Lele Mbah Marto, Patalan patut untuk dimasukkan ke dalam daftar wisata kuliner yang wajib dikunjungi.