Mohon tunggu...
Gabriela Catherine
Gabriela Catherine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Gabriela Catherine NIM: 43222010046 Jurusan : Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

10 November 2023   15:05 Diperbarui: 10 November 2023   15:05 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama  : Gabriela Catherine

NIM : 43222010046

Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.

Mata Kuliah : Pendidikan anti Korupsi dan Kode Etik

APA ITU KORUPSI?

      Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan yang diberikan kepada seseorang untuk kepentingan pribadi atau kelompok, biasanya secara melawan hukum atau melawan hukum. Hal ini dapat mencakup penerimaan atau pemberian suap, pemerasan, penyalahgunaan kepercayaan publik, dan manipulasi untuk keuntungan pribadi. Korupsi dapat terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari korupsi skala kecil hingga korupsi yang melibatkan pejabat publik senior. Dampaknya sangat merusak, menciptakan kesenjangan, menghambat pertumbuhan ekonomi, melemahkan kepercayaan masyarakat, dan melemahkan institusi serta masyarakat secara keseluruhan. Pemberantasan korupsi sangat penting untuk menjamin keadilan dan integritas masyarakat.

dok.pribadi
dok.pribadi

KENAPA KORUPSI BISA TERJADI?

       Ada tiga faktor yang membuat seseorang melakukan korupsi, yaitu:

  • Pressure (tekanan)
  •  Motivasi melakukan korupsi karena adanya tekanan, salah satunya motif finansial. Namun terkadang tekanan tersebut tidak benar-benar ada, hanya para pelaku kekerasan yang mengira bahwa mereka merasakan tekanan dan menarik ilusi insentif.
  • Opportunity (kesempatan)
  •  Adanya peluang menarik seseorang untuk melakukan korupsi. Hal ini disebabkan lemahnya sistem pengendalian yang pada akhirnya berujung pada korupsi penulis.
  • Rationalization (rasionalisasi)
  • Penjahat selalu punya alasan atau pembenaran untuk melakukan korupsi. Rasionalisasi ini rupanya dapat mengurangi rasa bersalah pelaku dan membuatnya merasa belum mendapat keadilan.

Tanda-tanda adanya korupsi yang tidak disengaja di lingkungan sekitar, misalnya:

  • Anggarannya terlampaui Premi anggaran (biaya tambahan) adalah transaksi keuangan yang tidak diinginkan dan menimbulkan biaya yang tidak terduga. Memberi label sama saja dengan berbuat curang atau mempermainkan anggaran. Berdasarkan contoh kasus dan ciri-ciri korupsi yang mengakar, dapat dikatakan bahwa dana yang diciptakan bisa saja dilebih-lebihkan atau dipalsukan (dana fiktif). Secara umum, kegiatan ini sering dilakukan pada proyek infrastruktur, konstruksi, dan teknologi.
  • Pengalihan uang desa untuk keperluan pribadi Dana desa seringkali digunakan untuk membiayai pembangunan dan penguatan masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup dan menanggulangi kemiskinan di daerah. Namun ternyata pelaku memotong anggaran desa untuk keperluan pribadi. Menurut ICW, jumlah kasus korupsi di kas desa meningkat sembilan kali lipat, dari hanya 21 kasus pada tahun 2015 menjadi 154 kasus pada tahun 2021.
  • Promosi pekerjaan tidak sama dengan kualifikasi Mendapat promosi jabatan tentu merupakan sebuah kebanggaan. Namun untuk mendapatkannya tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Misalnya kualifikasi, hasil kerja dan lain-lain. Terkadang, ada pihak yang menuntut kenaikan pangkat ke jabatan yang lebih tinggi agar bersedia menyuap atasannya atau melindungi hak asasi manusia. Suap dapat berupa pemberian sejumlah uang, pemberian, dan sebagainya. Tindakan ini tentu tidak patut ditiru, karena promosi melalui suap tidak berdasarkan prestasi.
  • Uang perdamaian untuk polisi Memberikan "uang perdamaian" kepada polisi lalu lintas jika terjadi pelanggaran peraturan lalu lintas berarti membiarkan korupsi mengambil alih. Sebaiknya ikuti aturan acara peradilan dan pembayaran denda lalu lintas. Jujur saja saat sudah mendapatkan tiketnya, tentu prosesnya akan lebih mudah.

dok.pribadi
dok.pribadi

APA FAKTOR PENYEBAB KORUPSI?

               Faktor internal :

  • Sifat manusia itu serakah/ Keserakahan merupakan sifat yang membuat seseorang selalu merasa bahwa apa yang dimilikinya tidak cukup dan selalu menginginkan lebih. Dengan keserakahan, seseorang mulai terlalu mengagumi kekayaan. Meski bisa jadi dia sudah mempunyai harta yang banyak atau statusnya sudah tinggi. Aturan keserakahan membuat seseorang tidak lagi mempertimbangkan halal dan haram dalam mencari nafkah. Sifat ini menjadikan korupsi sebagai kejahatan yang dilakukan oleh para profesional tingkat tinggi dan berkecukupan.
  • Gaya hidup konsumtif Keserakahan yang dipadukan dengan gaya hidup konsumeris menjadi pemicu korupsi internal. Gaya hidup konsumeris, seperti membeli barang-barang mewah dan mahal atau mengikuti tren gaya hidup perkotaan yang chic. Korupsi bisa terjadi ketika seseorang menjalani gaya hidup hemat namun tidak diimbangi dengan pendapatan yang cukup.
  • Semangat kerja yang lemah Orang yang lemah moralnya mudah tertarik pada korupsi. Aspek lemah akhlak antara lain lemahnya keimanan, kejujuran, atau rasa malu atas praktik korupsi. Ketika moral seseorang lemah, sulit untuk menahan godaan korupsi di kemudian hari. Godaan untuk melakukan korupsi bisa datang dari atasan, rekan kerja, bawahan atau pihak lain yang memberikan kesempatan untuk itu.

Faktor eksternal :

  • Perspektif sosial Kehidupan sosial, seseorang terkena dampak korupsi, terutama keluarga. Bukannya memperingatkan atau menghukum, pihak keluarga justru mendukung sejumlah korupsi untuk memenuhi keserakahannya. Aspek sosial lainnya adalah nilai-nilai sosial dan budaya yang mendukung korupsi. Misalnya masyarakat menghormati seseorang hanya karena kekayaannya atau terbiasa memberikan hadiah kepada pejabat. Dalam sistem artifisial yang diperkenalkan oleh Robert Merton, korupsi adalah perilaku manusia yang disebabkan oleh tekanan sosial yang berujung pada pelanggaran norma. Menurut teori Merton, kondisi sosial suatu tempat menekan terlalu banyak keberhasilan ekonomi, namun membatasi kemungkinan untuk mencapainya, sehingga menyebabkan tingginya tingkat korupsi. Teori korupsi karena faktor sosial lainnya dikemukakan oleh Edward Banfeld. Melalui teori partikularisme, Banfeld menghubungkan korupsi dengan tekanan keluarga. Keterpisahan merupakan perasaan kewajiban untuk membantu dan berbagi penghidupan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, saudara atau perusahaannya. Akhirnya terjadilah nepotisme yang dapat berujung pada korupsi.
  • Pertimbangan politik, Keyakinan bahwa politik akan mendatangkan keuntungan besar merupakan faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi. Tujuan politik untuk menjadi kaya pada akhirnya menciptakan kebijakan moneter. Politik uang memungkinkan seseorang memenangkan perlombaan dengan membeli suara atau membeli suap dari pemilih atau anggota partainya. Pejabat yang berkuasa melalui politik uang hanya ingin meraup kekayaan dan melemahkan misi utama mereka, yaitu melayani rakyat. Dengan menghitung untung dan rugi, pemimpin yang lahir dari kebijakan moneter tidak peduli dengan nasib rakyat yang memilihnya, yang terpenting baginya adalah bagaimana pengeluaran politiknya bisa kembali dan berlipat ganda. Subsidi politik, seperti jual beli suara DPR atau mendukung partai politik, juga mendorong pejabat melakukan korupsi. Dukungan partai politik yang menuntut kompensasi jasa akhirnya memberikan pengakuan politik. Pejabat terpilih secara rutin memberikan penghormatan besar kepada partai dan memberantas korupsi. 
  • Pertimbangan Hukum, Hukum sebagai faktor penyebab korupsi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu peraturan perundang-undangan dan lemahnya kepolisian. Orang-orang korup mencari celah dalam undang-undang agar bisa berjalan. Apalagi penegakan hukum yang tidak bisa memberikan efek jera membuat korupsi semakin berani dan korupsi tetap saja terjadi. Hukum menjadi agen korupsi ketika banyak produk hukum yang aturannya tidak jelas, pasalnya multitafsir, dan undang-undang menguntungkan pihak tertentu. Sanksi yang terlalu besar, terlalu ringan, atau tidak tepat sasaran terhadap pelaku korupsi juga membuat pelaku korupsi tidak segan-segan mencuri uang negara.
  • Pertimbangan finansial, Faktor ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama terjadinya korupsi. Salah satunya adalah tingkat pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Fakta juga menunjukkan bahwa korupsi tidak dilakukan oleh mereka yang gajinya kecil. Orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi sebenarnya terlibat dalam korupsi dalam jumlah besar. Kita melihat banyak pemimpin daerah atau anggota DPR yang ditangkap karena korupsi. Mereka korup bukan karena tidak punya harta, tapi karena serakah dan berakhlak buruk. Di negara-negara dengan sistem ekonomi monopoli, kekuasaan negara disusun sedemikian rupa sehingga tercipta peluang ekonomi bagi pejabat negara untuk memajukan kepentingannya sendiri dan kepentingan sekutunya. Kebijakan ekonomi dikembangkan dengan cara yang tidak partisipatif, tidak transparan dan akuntabel.
  • Aspek organisasi, Faktor eksternal lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi adalah organisasi tempat terjadinya korupsi. Secara umum, organisasi ini mengusung korupsi karena membuka peluang. Misalnya, tidak ada contoh integritas, budaya yang tepat, tidak ada sistem pelaporan yang memadai, atau sistem pengendalian manajemen yang lemah bagi para manajer. Mengutip buku Pendidikan Anti Korupsi karya Eko Handoyo, organisasi bisa mendapatkan keuntungan dari korupsi anggotanya yang menjadi birokrat dan bermain sesuai aturan. Misalnya, partai politik menggunakan metode ini untuk membiayai organisasinya. Pengangkatan pejabat daerah juga memberikan peluang bagi partai politik untuk mencari cara demi kelancaran organisasi, akhirnya lahirlah kebijakan moneter dan siklus korupsi kembali terjadi.

dok.pribadi
dok.pribadi

APA SAJA CONTOH KORUPSI DI KAMPUS?

  •  Selingkuh, Kejujuran merupakan salah satu nilai integritas yang harus dijunjung tinggi agar terhindar dari korupsi. Menyontek jelas merupakan kecurangan yang merendahkan nilai kejujuran. Bentuk lainnya adalah mencuri ide atau mencontek karya teman. Meski kita sadari adanya perilaku buruk, namun faktanya masih ada siswa yang menyontek. Ada seribu satu alasan, mulai dari tidak belajar, tidak punya waktu untuk mengerjakan sendiri, hingga rasa tidak percaya diri. Apapun alasannya, tidak ada alasan untuk berbuat curang.
  • Absen dan ketidakhadiran di kelas,Hal ini sangat sering terjadi, namun sulit untuk dihindari dan sebagian besar penjahat melakukannya dengan sengaja. Selain itu, ketidakhadiran terjadi karena persekongkolan antar teman. Apapun alasannya, entah kesetiaan atau balas dendam, perilaku korup seperti itu tentu memalukan.
  • Selalu terlambat Terlambat, terkadang tidak bisa dihindari dan itu manusiawi. Kita mungkin mempunyai kebutuhan yang mendesak atau hal-hal lain yang menunda kita. Namun jika terjadi berulang kali patut dipertanyakan. Jika sering terjadi keterlambatan karena kecerobohan atau kemalasan, maka ini merupakan salah satu jenis perilaku koruptif yaitu kurang disiplin. Sering terlambat juga menunjukkan bahwa seseorang tidak bertanggung jawab terhadap tugas pekerjaannya, yakni. Tiba tepat waktu
  •  Copy dan paste tugas teman, Copy paste atau plagiarisme adalah menyalin karya orang lain tanpa usaha atau kerja keras. Bagi pelajar, copy-paste biasanya dilakukan karena malas mengerjakan tugas atau mengerjakan tugas dengan cepat. Perilaku korup seperti ini juga merendahkan nilai kejujuran. Jika hal ini dianggap remeh, hal ini akan terbawa ke dunia kerja. Jika menemui kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan suatu tugas, mintalah bantuan teman atau dosen, tanpa meniru pekerjaan orang lain.
  • Penanganan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ). Mahasiswa bisa ikut korupsi dengan memanipulasi LPJ. Manipulasi yang terjadi dapat berupa manipulasi faktur pembelian hingga menaikkan harga. Tujuannya mungkin demi keuntungan pribadi dengan mencuri uang titipan kepadanya. Kita sudah tahu bahwa perilaku seperti itu merupakan salah satu bentuk korupsi, namun tetap saja dilakukan. Kegiatan ini biasanya dimulai dari sikap egois dan materialistis.
  • Memberikan hadiah kepada dosen, Pemberian hadiah kepada dosen merupakan salah satu bentuk kepuasan mahasiswa. Kegiatan ini dilarang karena berkaitan dengan pekerjaan dosen sebagai pengajar di kampus. Terkadang siswa tidak memahami bahwa pemberian tersebut merupakan bentuk korupsi. Ini mungkin tampak seperti bukan apa-apa, tetapi rasa puas dapat membuat penerimanya merasa tidak enak, menjadikannya seperti si pemberi. Tentu saja hal ini dapat mempengaruhi kinerja dosen sebagai pengajar dan merugikan mahasiswa lainnya.
  • Pemalsuan informasi beasiswa, Pemalsuan formulir hibah merupakan salah satu bentuk penipuan yang berujung pada korupsi. Salah satu bentuknya adalah memalsukan nilai IPK dan penghasilan orang tua untuk mendapatkan beasiswa. Perilaku seperti ini menunjukkan bahwa pelaku kejahatan tidak memperlakukan orang miskin dengan adil. Meskipun masih banyak siswa yang lebih membutuhkannya.

dok.pribadi
dok.pribadi

BAGAIMANA NILAI-NILAI ANTI KORUPSI DAPAT DITERAPKAN DI DALAM KAMPUS?

  • Kejujuran, dalam kampus mahasiswa harus menerapkan sistem kejujuran mulai dari hal-hal kecil saja misalnya tidak menyontek saat ujian akhir semester. Hal ini sering kali terjadi pada mahasiswa karena mereka tidak belajar saat mau ujian. Sama halnya dengan tidak mengambil hak yang bukan miliknya seperti melebihkan uang saku untuk membayar kuliah. Hal ini banyak terjadi di kalangan mahasiswa untuk menambahkan uang jajannya. Hal ini harus dihindari karena dapat merusak karakter dari mahasiswa itu sendiri.
  • Kepedulian, mahasiswa juga harus menanamkan nilai kepedulian dengan peduli dengan lingkungan di dalam maupun di luar kampus. Dengan membuat kita merasa kampus sebagai rumah kedua maksudnya supaya mahasiswa mampu mengembangkan bakat dan karyanya di kampus.
  • Kemandirian, dalam hal ini mahasiswa dimaksudkan dengan tidak bergantung pada orang lain, seperti mengerjakan tugas sendiri. Tidak joki tugas, maksudnya adalah tugas yang diberikan tidak dengan dikerjakan oleh orang lain, dengan kita membayar orang kita sudah melakukan tindakan korupsi. Hal ini sangat penting bagi masa depan mahasiswa agar mahasiswa bertanggung jawab, agar mempermudah masa depannya kelak nanti dengan tidak bergantung pada orang lain.
  • Kedisplinan, mahasiswa harus menerapkan sikap disiplin, seperti tidak terlambat saat masuk kelas, lalu selalu tepat menumpulkan tugas yang diberikan oleh dosen, dsb. Disiplin bagi mahasiwa memiliki manfaat seperti tujuan hidupnya tercapai karena memiliki waktu yang sangat efisien. Selain itu juga disiplin dapat membuat orang lain percaya atas tanggung jawab yang kita miliki.

dok.pribadi
dok.pribadi

APA ITU KEPEMIMPINAN?

   Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan dan memotivasi individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum, kepemimpinan melibatkan proses memimpin, mengatur, dan membimbing orang-orang dalam suatu organisasi, tim, atau komunitas. Kepemimpinan melibatkan berbagai keterampilan seperti keterampilan komunikasi yang baik, pengambilan keputusan, visi, motivasi dan kemampuan memecahkan masalah serta menginspirasi orang lain. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai pengaruh seorang pemimpin terhadap anggota tim atau kelompok yang dipimpinnya agar mereka dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat mencakup berbagai gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis, transaksional, transformasional atau gaya lainnya yang dapat dipilih berdasarkan situasi dan kebutuhan spesifik kelompok atau organisasi yang dipimpin.

dok.pribadi
dok.pribadi

APA ITU SEMAR (WAYANG SEMAR)?

   Wayang Semar merupakan salah satu tokoh yang paling populer dalam seni pertunjukan tradisional Indonesia, khususnya pertunjukan Wayang kulit. Semar dihadirkan sebagai tokoh yang lucu dan cerdik, seringkali dalam bentuk komedi yang memikat penonton. Ia mempunyai seorang ustadz, seorang penasehat dan seorang tokoh yang melambangkan kebijaksanaan dalam cerita tersebut. Dikenal dengan tubuh montok, wajah bulat, dan senyuman khasnya, Semar berperan penting dalam menyampaikan pesan moral dan nasehat kepada para pemain wayang. Karakternya sering terlihat mencerminkan kearifan sehari-hari, menekankan nilai-nilai tradisional.

   Wayang Semar mempunyai sejarah panjang dalam seni pertunjukan tradisional Indonesia. Asal usulnya erat kaitannya dengan budaya Jawa kuno. Sebagian besar versi asal usulnya mengacu pada mitologi Jawa, yang menyatakan bahwa Semar adalah tokoh wayang yang memiliki hubungan masa lalu dengan kepercayaan Hindu-Buddha. Ada cerita yang menghubungkan Semar dengan tokoh "Smaradahana"; atau "Smaradahana Dewa Wisnu"; dalam mitologi Hindu. Smaradahana dianggap sebagai asal muasal sosok Semar. Kisah ini menggambarkan bagaimana tokoh Semar dikaitkan dengan Dewa Wisnu dan kemunculannya dalam cerita epik Mahabharata atau Ramayana. Secara umum, asal usul Wayang Semar terkait dengan pengaruh Hindu-Buddha dalam budaya Jawa kuno, namun ada banyak versi dan penafsiran yang mungkin berkembang dari berbagai cerita dan mitos di berbagai daerah di Indonesia.

   Semar dianggap sebagai simbol perdamaian dan keamanan. Semar adalah lambang Jawa sebagai bapak umat manusia. Bahkan dalam istilah kitab Jayabaya, Semar mengacu pada penasehat raja-raja Jawa yang hidup lebih dari 2500 tahun. Ki Lurah Semar dalam hal ini tak lain adalah Ki Sabdapalon dan Ki Naya Genggong, dua saudara kembar yang merupakan penasihat spiritual para raja. Kepura-puraan itu sangat misterius, seperti antara nyata dan tidak nyata, namun ketika melihat tanda-tandanya, orang yang mengingkarinya menjadi curiga.

   Dibandingkan dengan kepemimpinan dalam pertunjukan Wayang tradisional Jawa, tokoh Semar mempunyai tingkat kharisma yang lebih tinggi, yang kemudian menanamkan sifat kepemimpinan dan teladan pada diri para Punokawan bahkan Pandawa, sehingga secara tidak sadar para Punokawan dan Pandawa menyensor perilaku-perilaku yang menjadikan mereka seperti itu. .adalah . adalah mudah diingat dan menerapkannya ketika mereka mengalami situasi yang memerlukan modifikasi perilaku. "Ringgit" juga berarti "rawit" (Ngawit = rumit) karena Wayang penuh dengan keajaiban nyanyian yang rumit. Jika sosok itu berbentuk cincin atau mentah, jika diletakkan di sebelahnya dan didekatkan ke dinding lalu disinari, bayangannya akan muncul. Agar bayangan di depannya terlihat jelas, dibentangkan kain putih dan di belakang boneka digantungkan lampu bernama Blencong. Oleh karena itu, hanya bayangan bonekanya saja yang terlihat. Boneka adalah lambang kehidupan dan kehidupan manusia, begitu pula sebaliknya, manusia adalah lambang boneka. Dengan mempelajari dan mengenal wayang, Anda mendapat pengenalan tentang kehidupan dan kehidupan manusia.

dok.pribadi
dok.pribadi

BAGAIMANA TOKOH-TOKOH DALAM SEMAR BERUSAHA MENCARI SOLUSI? 

   Ciri-ciri penting kebudayaan Jawa melalui cerita wayang, yang memberikan kerangka bagi berbagai gagasan, nilai dan kepercayaan, serta sikap orang Jawa terhadap kehidupan, kematian, dan akhirat. Nilai-nilai sosial budaya dianggap sebagai dasar terbentuknya struktur masyarakat, yang disebut permainan. Penggambaran tokoh Semar digunakan untuk menjembatani masa lalu dan masa kini serta masa kini dan masa depan. Dampaknya bagi generasi muda adalah cerita wayang mengajarkan mereka cara melawan kekuatan modernisasi dengan merespons setiap kasus. dipertimbangkan Ketika dunia sedang kacau, Semar bangkit dari situ dan dari situasi inilah lahirlah kendaraan ke arah yang menguntungkan, Semar bisa menjadi teladan dalam bertindak bijak dan itulah kelebihannya.

dok.pribadi
dok.pribadi

APA IDE WAYANG SEMAR:

  • Tayangan Edukasi: Pertunjukan wayang kulit dengan cerita Wayang Semar dapat merangkum pesan tentang bahaya korupsi, dampak negatifnya serta pentingnya kejujuran dan integritas.
  • Kampanye Sosial: Menggunakan Wayang Semar sebagai Simbol dalam Kampanye Anti Korupsi. Dalam pertunjukan Wayang, Semar bisa menjadi contoh pentingnya menghindari korupsi.
  • Edukasi dan Workshop: Wayang Semar dapat digunakan untuk mengajarkan kelompok masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa tentang nilai-nilai kejujuran, integritas dan pentingnya pemberantasan korupsi.
  • Cerita kreatif dan konten media: Berdasarkan Wayang Semar, buatlah cerita atau konten media yang menyoroti situasi korupsi namun pada akhirnya menyampaikan pesan moral tentang pentingnya mencegah praktik korupsi.
  • Presentasi Masyarakat dan Diskusi Publik: Menyelenggarakan brosur Wayang Semar di daerah atau lokasi tertentu yang dilanjutkan dengan diskusi anti korupsi.

dok.pribadi
dok.pribadi

BAGAIMANA UPAYA GAYA VISI MISI SEMAR PADA UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI?

   Memahami karakter dan sikap orang Jawa selalu bersifat simbolik, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam wayang, apalagi tokoh Semar juga demikian produk budaya yang penuh dengan simbol. Terungkapnya makna simbolis keberadaan Panakawa Semar sudah pasti sangat mempesona dan sangat berguna. Keagungan dan Kebijaksanaan Leluhur muncul dalam pemahaman makna simbolik yang berbeda. Tentu saja hal ini memiliki makna simbolis jelajahi dari berbagai sudut pandang yang memungkinkan. Ini mungkin salah satu bentuk wayang kulit sebagai gambaran penampilan luar dan dan gambar konsepnya tidak berhubungan hidung, mulut, bentuk mata, tangan yang dengan jelas menampilkan sosok tertentu. Selain itu, ada juga tanda konsep berupa kedudukan dan negara bagian tertentu.

   Tokoh Semar yang merupakan pemimpin para badut, mempunyai jiwa yang saleh meskipun jelek. Tokoh Semar diceritakan sebagai penasehat dan pelindung para kesatria yang berbudi luhur yakni Pandawa bersaudara. Sifatnya yang sederhana, jujur, tulus, bijaksana, cerdas dan berpengetahuan membuatnya mendapat rasa hormat dan kekaguman dari para ksatria. Buku Psikologi Raos dalam Wayang karya Suward Endraswara menyebutkan bahwa tokoh Semar memberikan dimensi baru dan mendalam pada etika wayang. Semar sering dipanggil begawan, namun ia ingin menjadi lambang rakyat jelata, sehingga Semar mendapat julukan manusia setengah dewa. Namun bagi Semar, pemimpin adalah tuan sekaligus pelayan, sehingga meskipun ia setengah dewa, ia tetap menjadi pelayan atau pembantu para ksatria. Oleh karena itu, Semari dihadirkan sebagai penguasa kahyangan, namun juga sebagai abdi saudara Pandawa. Dari sisi spiritual, cara berpikir Semar sudah matang, terlihat dari sifatnya yang sederhana, tenang, rendah hati, ikhlas, tidak munafik, tidak pernah terlalu sedih, tetapi juga tidak terlalu bahagia.

   Sosok tersebut digambarkan sebagai intisari bulan. Wajahnya yang pucat menunjukkan bahwa ia tidak pernah membiarkan hawa nafsu, ia disebut juga semareka den prayitna semare yang artinya tidur. Tidur artinya pikiran selalu terjaga, sedangkan panca indera tertidur dalam kebingunan nafsu-nafsu negatif. Yang terpenting, Semar selalu memohon ridha Tuhan. Dalam cerita Wayang Semar digambarkan serba kabur dan ambigu, namanya diambil dari kata sengsem dan Samar yang artinya mencintai sesuatu yang samar atau tidak kelihatan. Sifat ambigunya terlihat ketika muncul dalam cerita-cerita pertunjukan wayang, apapun nama dan lakonnya. Semar dan Punakawa selalu tampil bersama tokoh Pandawa di setiap klimaksnya dan disebut "gara-gara". Dalam filsafat Jawa, Semar disebut Badranaya yang tersusun dari kata Bebadra yang berarti membangun ruangan dari awal dan Naya yang berarti utusan mangrasul. Sederhananya, Badranaya berarti membangun dan menunaikan perintah Tuhan demi kesejahteraan manusia di muka bumi.

   Dengan memiliki sifat yang tegas dan jujur ini, semar juga dapat memberikan pembelajaran kepada para pemerintah agar merka bisa mencontoh dari tokoh Semar ini. Supaya untuk mengurangi tindakan korupsi yang terjadi di Indonesia. Membuang rasa nafsu yang berlebihan supaya tidak tergoda oleh tindakan-tindakan yang tidak di inginkan.

Berikut ada nilai-nilai yang harus di pahami dari tokoh Semar:

  • Semar kedunia:mampir ngombe, yang artinya dunia ini hanyalah sementara, karena pada akhirnya kita akan kembali kepada sang pencipta. Maksudnya dalam hal ini kita perlu berfikir Kembali apa saja amalan yang harus kita lakukan karna semua kerakusan akan hal yang mewah hanyalah sementara, tidak akan di bawa sampai mati.
  • Dharmahita (pengabdian), maksudnya kita selalu mencontoh dari sikap semar yang mencitrakan seorang dewa yang selalu mengabdi bagi rakyatnya. Yang artinya, pemerintah harus mencerminkan seorang dewa, meskipun memiliki jabatan yang tinggi, tetapi harus tetap rendah hati. Agar masyarakat yang berada di naungannya merasa percaya terhadap pemimpinnya.
  • Urip samadaya (hidup sederhana), sama halnya dengan sikap semar yang mencitrakan dewa. Yaitu dengan hidup dengan berkecukupan, sederhana, dna tidak perlu berambisius untuk melakukan keserakahan dengan mengambil hak yang bukan punya kita. Karena pada akhirnya hidup akan terus berputar, kadang kita diatas dan kadang kita di bawah.
  • Alus ing Pambudi ( berlaku santun dan berbudi halus), maksudnya semar yang mencerminkan sebagai seorang pria yang memiliki sifat seperti Perempuan. Yang berarti dimanapun dan siapapun kita, kita harus tetap sopan santun, lemah lembut. Tidak memandang siapa kita, apa jabatan kita dll.
  • Urip iku urup (hidup untuk menghidupi), yang artinya kita harus bermanfaat kepada orang lain. Karena pada suatu saat nanti hidup kita akan penuh arti dan tujuan. Dengan itu kita akan mendapatkan balasan yang setara apa yang sudah kita perbuat.
  • Sura Dira Jaya Jayaningrat, leburing Dening Pangastuti, artinya dengan sikap licik, kerakusan, angkuh yang ada di dalam diri kita akan dikalahkan dengan sikap bijaksana, sabar dan selalu rendah hati.
  • Datang Sering Lamun Ketaman, Datang Susah Lamun Kelangan, maksudnya kita sebagai manusia jangan telalu sedih Ketika kita mamiliki masalah atau musibah kehilangan sesuatu, karena pada akhirnya semua akan kembali kepada asalnya.

Sifat dan ajaran yang terkandung dalam karakter Semar dalam pertunjukan Wayang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh penerapan ajaran Semar dalam kehidupan:

  • Hikmah: Seperti Semar yang bijaksana, orang tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kebijaksanaan ketika menghadapi masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
  • Humor: Semar sering dikaitkan dengan tokoh-tokoh yang lucu. Mengadakan acara dengan humor dapat membantu Anda menghadapi situasi sulit dan menghilangkan stres.
  • Pesan Moral: Wayang Semar seringkali menyampaikan pesan moral dalam cerita-ceritanya. Kita juga bisa belajar dari pengalaman sehari-hari untuk belajar dan berkembang.
  • Keharmonisan Keluarga: Semar dalam Wayang seringkali digambarkan sebagai ayah penyayang yang melambangkan keharmonisan keluarga. Jadilah sosok yang suportif dan penuh kasih sayang dalam keluarga.
  •  Keterbukaan dan Kejujuran: Semar seringkali merupakan sosok yang jujur. Keterbukaan dan kejujuran dapat diterapkan dalam komunikasi sehari-hari untuk membangun kepercayaan. Contoh di atas menunjukkan bagaimana karakter dan ajaran Semar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata untuk mencapai kebijaksanaan, keselarasan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Sifat dan ajaran yang terkandung dalam karakter Semar dalam pertunjukan Wayang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

KESIMPULAN

  • Visi dan Misi: Mencegah korupsi memerlukan kepemimpinan yang fokus pada visi jangka panjang dan misi yang jelas. Visi adalah arah yang harus dituju, sedangkan misi menetapkan kerangka untuk mewujudkan visi tersebut.
  •  Semangat (Semar): Semangat adalah faktor kunci dalam mengembangkan komitmen yang kuat untuk mencegah korupsi. Semangat yang kuat terhadap kejujuran, keterbukaan dan keadilan merupakan landasan penting dalam mencegah korupsi.
  • Sinergi: Manajemen harus mampu menciptakan kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, swasta, masyarakat sipil dan lembaga lainnya. Sinergi berperan penting dalam meningkatkan efektivitas pencegahan korupsi.
  •  Adaptability: Manajemen harus mampu beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan yang terus-menerus muncul dalam konteks antikorupsi. Fleksibilitas dalam mengubah strategi, mengikuti perkembangan baru dan mengadaptasi taktik adalah kunci untuk menjaga efektivitas upaya antikorupsi.
  • Responsif: Manajemen yang tanggap terhadap permasalahan korupsi sangatlah penting. Tanggung jawab tidak hanya berarti respon cepat terhadap permasalahan yang muncul, namun juga proaktif dalam menerapkan solusi yang tepat dan menjadi pionir dalam pencegahan korupsi.
  • Nilai-nilai dan etika kepemimpinan: Kepemimpinan yang sukses dalam mencegah korupsi didasarkan pada nilai-nilai etika yang kuat. Kesadaran akan kejujuran, integritas dan moralitas merupakan landasan yang sangat berharga bagi kepemimpinan yang efektif dalam memerangi korupsi.
  • Pendidikan dan Penjangkauan: Kepemimpinan yang berfokus pada antikorupsi juga memerlukan pendidikan ekstensif dan program penjangkauan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya korupsi dan mendorong partisipasi aktif dalam pencegahannya.
  • Transparansi dan Tanggung Jawab: Pengurus yang mengedepankan visi, misi dan prinsip Semar dalam pencegahan korupsi harus lebih transparan dalam tindakan dan keputusannya. Akuntabilitas yang jelas harus menjadi bagian penting dalam struktur pemerintahan.
  • Partisipasi masyarakat: Masyarakat harus diperkuat dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan korupsi. Tata kelola yang sukses kemudian dapat memobilisasi keterlibatan dan partisipasi masyarakat untuk mendukung upaya antikorupsi.
  • Peran sistem hukum dan penegakan hukum: tata kelola yang efektif dalam pencegahan korupsi harus berjalan seiring dengan sistem hukum dan penegakan hukum yang kuat. Hal ini termasuk mendorong reformasi hukum, memperkuat lembaga penegak hukum dan menerapkan sanksi tegas terhadap mereka yang melakukan korupsi.

   Kesimpulan singkat dari pembahasan ini menegaskan bahwa pengelolaan yang berdasarkan visi, misi dan prinsip Semar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencegahan korupsi. Kepemimpinan yang kuat, fokus, dan dilandasi semangat, sinergi, kemampuan beradaptasi, dan tanggap dapat menjadi kunci keberhasilan penanggulangan dan pencegahan korupsi di berbagai lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

 Kresna Ardian. 2012. Punokawan symbol kerendahan hati orang Jawa. Jogjakarta. Hal 47-49

Nurhadi Siswanto.2019. Filosofi Kepemimpinan Semar. Hal 257-259

 

Jati Nurcahyo. 2018. Makna Simbolik Tokoh Wayang Semar dalam Kepemimpinan Jawa. Hal 1070-1071

Buku Pendidikan Anti Korupsi. 2011. Pendidikan anti korupsi untuk perguruan tinggi. Jakarta

 

Udik Budi Wibowo. 2011. Teori Kepemimpinan. Hal 3

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun