Mohon tunggu...
Gabriela Catherine
Gabriela Catherine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Gabriela Catherine NIM: 43222010046 Jurusan : Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

10 November 2023   15:05 Diperbarui: 10 November 2023   15:05 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok.pribadi
dok.pribadi

BAGAIMANA UPAYA GAYA VISI MISI SEMAR PADA UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI?

   Memahami karakter dan sikap orang Jawa selalu bersifat simbolik, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam wayang, apalagi tokoh Semar juga demikian produk budaya yang penuh dengan simbol. Terungkapnya makna simbolis keberadaan Panakawa Semar sudah pasti sangat mempesona dan sangat berguna. Keagungan dan Kebijaksanaan Leluhur muncul dalam pemahaman makna simbolik yang berbeda. Tentu saja hal ini memiliki makna simbolis jelajahi dari berbagai sudut pandang yang memungkinkan. Ini mungkin salah satu bentuk wayang kulit sebagai gambaran penampilan luar dan dan gambar konsepnya tidak berhubungan hidung, mulut, bentuk mata, tangan yang dengan jelas menampilkan sosok tertentu. Selain itu, ada juga tanda konsep berupa kedudukan dan negara bagian tertentu.

   Tokoh Semar yang merupakan pemimpin para badut, mempunyai jiwa yang saleh meskipun jelek. Tokoh Semar diceritakan sebagai penasehat dan pelindung para kesatria yang berbudi luhur yakni Pandawa bersaudara. Sifatnya yang sederhana, jujur, tulus, bijaksana, cerdas dan berpengetahuan membuatnya mendapat rasa hormat dan kekaguman dari para ksatria. Buku Psikologi Raos dalam Wayang karya Suward Endraswara menyebutkan bahwa tokoh Semar memberikan dimensi baru dan mendalam pada etika wayang. Semar sering dipanggil begawan, namun ia ingin menjadi lambang rakyat jelata, sehingga Semar mendapat julukan manusia setengah dewa. Namun bagi Semar, pemimpin adalah tuan sekaligus pelayan, sehingga meskipun ia setengah dewa, ia tetap menjadi pelayan atau pembantu para ksatria. Oleh karena itu, Semari dihadirkan sebagai penguasa kahyangan, namun juga sebagai abdi saudara Pandawa. Dari sisi spiritual, cara berpikir Semar sudah matang, terlihat dari sifatnya yang sederhana, tenang, rendah hati, ikhlas, tidak munafik, tidak pernah terlalu sedih, tetapi juga tidak terlalu bahagia.

   Sosok tersebut digambarkan sebagai intisari bulan. Wajahnya yang pucat menunjukkan bahwa ia tidak pernah membiarkan hawa nafsu, ia disebut juga semareka den prayitna semare yang artinya tidur. Tidur artinya pikiran selalu terjaga, sedangkan panca indera tertidur dalam kebingunan nafsu-nafsu negatif. Yang terpenting, Semar selalu memohon ridha Tuhan. Dalam cerita Wayang Semar digambarkan serba kabur dan ambigu, namanya diambil dari kata sengsem dan Samar yang artinya mencintai sesuatu yang samar atau tidak kelihatan. Sifat ambigunya terlihat ketika muncul dalam cerita-cerita pertunjukan wayang, apapun nama dan lakonnya. Semar dan Punakawa selalu tampil bersama tokoh Pandawa di setiap klimaksnya dan disebut "gara-gara". Dalam filsafat Jawa, Semar disebut Badranaya yang tersusun dari kata Bebadra yang berarti membangun ruangan dari awal dan Naya yang berarti utusan mangrasul. Sederhananya, Badranaya berarti membangun dan menunaikan perintah Tuhan demi kesejahteraan manusia di muka bumi.

   Dengan memiliki sifat yang tegas dan jujur ini, semar juga dapat memberikan pembelajaran kepada para pemerintah agar merka bisa mencontoh dari tokoh Semar ini. Supaya untuk mengurangi tindakan korupsi yang terjadi di Indonesia. Membuang rasa nafsu yang berlebihan supaya tidak tergoda oleh tindakan-tindakan yang tidak di inginkan.

Berikut ada nilai-nilai yang harus di pahami dari tokoh Semar:

  • Semar kedunia:mampir ngombe, yang artinya dunia ini hanyalah sementara, karena pada akhirnya kita akan kembali kepada sang pencipta. Maksudnya dalam hal ini kita perlu berfikir Kembali apa saja amalan yang harus kita lakukan karna semua kerakusan akan hal yang mewah hanyalah sementara, tidak akan di bawa sampai mati.
  • Dharmahita (pengabdian), maksudnya kita selalu mencontoh dari sikap semar yang mencitrakan seorang dewa yang selalu mengabdi bagi rakyatnya. Yang artinya, pemerintah harus mencerminkan seorang dewa, meskipun memiliki jabatan yang tinggi, tetapi harus tetap rendah hati. Agar masyarakat yang berada di naungannya merasa percaya terhadap pemimpinnya.
  • Urip samadaya (hidup sederhana), sama halnya dengan sikap semar yang mencitrakan dewa. Yaitu dengan hidup dengan berkecukupan, sederhana, dna tidak perlu berambisius untuk melakukan keserakahan dengan mengambil hak yang bukan punya kita. Karena pada akhirnya hidup akan terus berputar, kadang kita diatas dan kadang kita di bawah.
  • Alus ing Pambudi ( berlaku santun dan berbudi halus), maksudnya semar yang mencerminkan sebagai seorang pria yang memiliki sifat seperti Perempuan. Yang berarti dimanapun dan siapapun kita, kita harus tetap sopan santun, lemah lembut. Tidak memandang siapa kita, apa jabatan kita dll.
  • Urip iku urup (hidup untuk menghidupi), yang artinya kita harus bermanfaat kepada orang lain. Karena pada suatu saat nanti hidup kita akan penuh arti dan tujuan. Dengan itu kita akan mendapatkan balasan yang setara apa yang sudah kita perbuat.
  • Sura Dira Jaya Jayaningrat, leburing Dening Pangastuti, artinya dengan sikap licik, kerakusan, angkuh yang ada di dalam diri kita akan dikalahkan dengan sikap bijaksana, sabar dan selalu rendah hati.
  • Datang Sering Lamun Ketaman, Datang Susah Lamun Kelangan, maksudnya kita sebagai manusia jangan telalu sedih Ketika kita mamiliki masalah atau musibah kehilangan sesuatu, karena pada akhirnya semua akan kembali kepada asalnya.

Sifat dan ajaran yang terkandung dalam karakter Semar dalam pertunjukan Wayang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh penerapan ajaran Semar dalam kehidupan:

  • Hikmah: Seperti Semar yang bijaksana, orang tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kebijaksanaan ketika menghadapi masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
  • Humor: Semar sering dikaitkan dengan tokoh-tokoh yang lucu. Mengadakan acara dengan humor dapat membantu Anda menghadapi situasi sulit dan menghilangkan stres.
  • Pesan Moral: Wayang Semar seringkali menyampaikan pesan moral dalam cerita-ceritanya. Kita juga bisa belajar dari pengalaman sehari-hari untuk belajar dan berkembang.
  • Keharmonisan Keluarga: Semar dalam Wayang seringkali digambarkan sebagai ayah penyayang yang melambangkan keharmonisan keluarga. Jadilah sosok yang suportif dan penuh kasih sayang dalam keluarga.
  •  Keterbukaan dan Kejujuran: Semar seringkali merupakan sosok yang jujur. Keterbukaan dan kejujuran dapat diterapkan dalam komunikasi sehari-hari untuk membangun kepercayaan. Contoh di atas menunjukkan bagaimana karakter dan ajaran Semar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata untuk mencapai kebijaksanaan, keselarasan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Sifat dan ajaran yang terkandung dalam karakter Semar dalam pertunjukan Wayang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

KESIMPULAN

  • Visi dan Misi: Mencegah korupsi memerlukan kepemimpinan yang fokus pada visi jangka panjang dan misi yang jelas. Visi adalah arah yang harus dituju, sedangkan misi menetapkan kerangka untuk mewujudkan visi tersebut.
  •  Semangat (Semar): Semangat adalah faktor kunci dalam mengembangkan komitmen yang kuat untuk mencegah korupsi. Semangat yang kuat terhadap kejujuran, keterbukaan dan keadilan merupakan landasan penting dalam mencegah korupsi.
  • Sinergi: Manajemen harus mampu menciptakan kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, swasta, masyarakat sipil dan lembaga lainnya. Sinergi berperan penting dalam meningkatkan efektivitas pencegahan korupsi.
  •  Adaptability: Manajemen harus mampu beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan yang terus-menerus muncul dalam konteks antikorupsi. Fleksibilitas dalam mengubah strategi, mengikuti perkembangan baru dan mengadaptasi taktik adalah kunci untuk menjaga efektivitas upaya antikorupsi.
  • Responsif: Manajemen yang tanggap terhadap permasalahan korupsi sangatlah penting. Tanggung jawab tidak hanya berarti respon cepat terhadap permasalahan yang muncul, namun juga proaktif dalam menerapkan solusi yang tepat dan menjadi pionir dalam pencegahan korupsi.
  • Nilai-nilai dan etika kepemimpinan: Kepemimpinan yang sukses dalam mencegah korupsi didasarkan pada nilai-nilai etika yang kuat. Kesadaran akan kejujuran, integritas dan moralitas merupakan landasan yang sangat berharga bagi kepemimpinan yang efektif dalam memerangi korupsi.
  • Pendidikan dan Penjangkauan: Kepemimpinan yang berfokus pada antikorupsi juga memerlukan pendidikan ekstensif dan program penjangkauan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya korupsi dan mendorong partisipasi aktif dalam pencegahannya.
  • Transparansi dan Tanggung Jawab: Pengurus yang mengedepankan visi, misi dan prinsip Semar dalam pencegahan korupsi harus lebih transparan dalam tindakan dan keputusannya. Akuntabilitas yang jelas harus menjadi bagian penting dalam struktur pemerintahan.
  • Partisipasi masyarakat: Masyarakat harus diperkuat dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan korupsi. Tata kelola yang sukses kemudian dapat memobilisasi keterlibatan dan partisipasi masyarakat untuk mendukung upaya antikorupsi.
  • Peran sistem hukum dan penegakan hukum: tata kelola yang efektif dalam pencegahan korupsi harus berjalan seiring dengan sistem hukum dan penegakan hukum yang kuat. Hal ini termasuk mendorong reformasi hukum, memperkuat lembaga penegak hukum dan menerapkan sanksi tegas terhadap mereka yang melakukan korupsi.

   Kesimpulan singkat dari pembahasan ini menegaskan bahwa pengelolaan yang berdasarkan visi, misi dan prinsip Semar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencegahan korupsi. Kepemimpinan yang kuat, fokus, dan dilandasi semangat, sinergi, kemampuan beradaptasi, dan tanggap dapat menjadi kunci keberhasilan penanggulangan dan pencegahan korupsi di berbagai lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun