Mohon tunggu...
Gayuh Rakasiwi
Gayuh Rakasiwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik Detak Detuk

29 November 2024   22:19 Diperbarui: 29 November 2024   23:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik berbunyi menandakan kecemasan datang berkala

Panas dingin melihat miliaran terbuang sia-sia

Menindas hak para rakyat

Penghakiman dikeluarkan dengan pelit

Mulut terbungkam keserakahan pejabat

Mata terbutakan norma yang mengikat 

Berlindung di bawah topi keagamaan 

Bergaya seakan mustahil melakukan

Dana desa kau rampas tanpa pilu

Harapan anak desa kau musnahkan

Jalan yang faktanya berlubang

Namun mereka sibuk mencari topeng

Katanya negara yang kaya

Memang dibabat habis manusianya

Napas saja sengsara

Hidup bagai di neraka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun