"Karena setiap pagi istriku akan berdandan. Memakai seragam pergi ke kantor. Tidak seperti petani lain ikut ke ladang."
"Mau kubuatkan kopi?"
"Kopi?"
"Agar ngaurnya hilang."
Aku tertawa.
"K mikirnya kejauhan."
"Kejauhan?"
"Aku sudah puluhan kali ikut tes,yang ikut ada dua puluh ribuan, diterima hanya dua ratusan. Kerja kantoran itu tidak mudah. Katanya saja pegawai pemerintah tidak disusupi politik, pegawai swasta tidak berbau nepotisme. Padahal... Â Pokoknya tidak mudahlah."
"Nuduh sembarangan."
"Makanya, jangan mabok."
Suasana ini yang membuatku mau berbuat nekat---menikahimu secara paksa. Boleh saja semua mata menilai kita berbeda, bahkan mataku, tapi hatiku tidak bisa menjauhimu. Kau suka selengean, jagonya membuat hati bahagia.