Saat ini tak ada yang lebih cemburu, daripada kecemburuan Bumi pada Bulan. Yang keberadaannya tak pernah diperhatikan. Padahal di tubuhnya manusia berjalan, berteduh, berusaha....
Sepertinya halnya cerita sepasang manusia yang hendak bulan madu dari kota besar itu. Sejoli yang terjebak macet hingga malam. Tersendat di mulut keluar kota.
"Yang. Bulan sebentar lagi merekah," kata si perempuan.
Di balik kemudi lelakinya gundah. Setelah memukul bundaran setir lalu menekan klakson kencang, panjang, tanpa berperasaan.
"Malam ini tak akan sempurna."
"Sabar sayang."
"Emmm... emang bisa sabar?"
Lelakinya menghela napas. Setelah menyadari perbuatannya barusan ia menggaruk kepala yang tiba-tiba gatal.
"Seadainya kita sudah di puncak, enak kali ya? Menyaksikan perlahan kemunculan purnama."
"Lama-lama Bumi ini makin sesak saja."
"Andai kita tinggal di bulan. Pasti kita tak akan terjebak di jalanan," andai si perempuan lemah.