Sudah, lupakan. Ini hajatan besok. Sudah waktunya melestarikan budaya. Seperti salah satu alasan yang diklaim pemerintah, walau sejatinya memang tetap lestari, tapi tak apa, nasi pun sudah hampir jadi bubur.
Sampai mana sih persiapannya? Saya kira sih sudah "wah" lah.
Setelah tanggal 30 Juli dan 6 Agustus lalu diadakan gladi untuk pagelaran acara akbar Saman 10.001 Penari, hari ini 12 Agustus kembali digelar gladi resik. Pada kedua gladi sebelumnya, para penari kurang atau tidak tertip. Hingga mengundang keraguan: kalau penduduk Negeri Seribu Bukit memang cinta pada kebudayaan.
Tapi, pada gladi kali ini berhasil menepis ragu yang sebelumnya sudah menyapa hati. Ya, memang sudah waktunya. Karena waktu hanya menyisakan beberapa jam saja. Rugi rasanya kalau dana yang dihabiskan begitu besar, melainkan penampilannya tidak memuaskan mata. Pagelaran besok harus spektakuler, setuju sekali itu.
Lain lagi menurut informasi yang dibagikan Dinas Pariwisata Gayo Lues, penari yang hadir pada hari ini 10.447 penari---jangan tanya pada saya mereka menghitung apa tidak. Bahkan Penari bukan hanya dari Kabupaten Gayo Lues, ada juga Penari datang dari Aceh Tamiang, yang bersuku Gayo tentunya.
Karena sepertinya Gayo Lues sudah musim hujan, saya pun berdo'a besok tidak hujan. Bisa berabe kalau hujan. Kini saya pun tengah membayangkan keseruan besok. Gak sabar.
So, dunia, lihatlah aksi kami pada budaya. "Kamu juga boleh lo datang. Iya, kamu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H