Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Suami Baru Ina

27 Maret 2017   14:04 Diperbarui: 27 Maret 2017   14:11 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Karena waktu terus menaiki anak tangga, Suami baru mulai merancang. Warisan-warisan dikelola dengan kemantapan logika. Semua itu untuk kebaikan anak-anak mereka. Dan tentu anak-anak berharap pada Ayah baru mereka agar mampu memperbaiki gizi-gizi yang selama ini diganggu virus dan gizi-gizi yang sudah baik bisa lebih baik lagi—sesuai janji lelaki itu sebelum jadi Ayah mereka.

Beribu-ribu anak tangga telah dilewati waktu. Hasil didikan suami sudah dapat dikalkulasi oleh otak. Berdasar hitungan, banyak anak yang merasa bangga dengan kinerja Ayahnya, juga tidak sedikit mengeluh kekurangan. Klaim dianaktirikan membuih. Pertanyaan-pertanyaan bermunculan. Tapi sang Ayah santai saja.

Salah satunya:

“Ayah, saya lapar?”

“Sabar anakku.”

“Kami ini sudah kurus kering Yah.”

“Makanya, kita perlu bekerja bekerja dan bekerja.”

“Kami tau Yah. Tapi mana pekerjaan kami?”

“Tenang saja. Ayah sedang bekerja.”

“Tapi Ayah kelihatan tidak bekerja. Santai saja. Lagi pula kalau Ayah bekerja seharusnya memberi piutang, bukan ngutang mulu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun