Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Suami Baru Ina

27 Maret 2017   14:04 Diperbarui: 27 Maret 2017   14:11 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belasan anak dewasa turut bersaing. Wanita aduhai itu menentukan kriteria suami idaman. Karena syarat cukup rumit, maka tenggelam beberapa kontestan. Hanya tinggal dua saja dengan kesenjangan tak ubahnya langit dan bumi atawa musim hujan dan kemarau.

Satu berbadan tegap, ganteng dan dicap perkasa oleh sebagian warga desa; yang kedua berbadan kurus, kerempeng dan dicap jauh dari kata menawan. Keduanya memiliki keterampilan berbeda. Dukungan warga desa terbelah menjadi dua.

Benar saja, meski tanpa bacok-bacokan pertarungan sengit luar biasa terjadi. Opini-opini berbau amis konspirasi bergentayangan di udara. Masing-masing saling tuding pihak lawan berusaha membunuh dengan pedang terlarang.

Sehari sebelum Ina menentukan pilihan, kedua calon mengumumkan diri jadi pengantin. Orang-orang dibuat pusing tujuh keliling atas berita itu. Kontes tinggal menunggu pemenang, tapi lagi-lagi saling menuding pihak lawan berkhayal.

***

Ina bersiap memberi pengumuman. Orang-orang menunggu penasaran. Ina memegang gagang Toa. Orang-orang memasang telingga. Dag dig dug? Tentu saja.

“Suami pilihan saya adalah Fulan.”

Singkat saja pengumuman Ina.

Kor teriakan suka cita membahana. Menelusiri gang-gang desa. Mengibas-ngibas pepohonan. Berdansa dengan udara. Membelai awan. Menembus angkasa hingga mencapai langit. Kabar gembira pun barangkali tersiar hingga ke Surga.

Kor histeris duka cita pecah. Menggores gang-gang desa. Mematahkan pepohonan. Memutar-mutar udara. Menampar awan. Membelah angkasa hingga mencakar langit. Kabar pilu pun barangkali terdengar hingga ke Neraka.

Bagi yang pro calon beruntung pesta pora sudah waktunya, dan bagi yang sebaliknya sengsara akan buas memangsa—menurut meraka atau memang adanya demikian, tidak tau pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun