Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adik, Dunia Maya Itu Maya Sayang!

24 Februari 2017   15:58 Diperbarui: 24 Februari 2017   16:16 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kaltim.tribunnews.com

Memang sosial media merupakan perantara sosialisasi dengan sesama. Memudahkan menjaga keakraban bagi yang sudah saling kenal, juga sebagai tempat mencari kenalan baru. Namun karena prosesnya semacam ilusi, sehingga peluangnya besar menjadi benar-benar ilusi belaka. Memudahkan penipu. Ruginya: akibat permainan ilusi tersebut bisa jadi berdampak kerugian materil dan kesia-siaan waktu, tentunya –menjadi korban penipuan.

Walaupun yang paling rentan menjadi korban media sosial adalah generasi muda (labil), tak tertutup kemungkinan juga orang dewasa dan andai kata termakan ilusi kerugiannya melimpah ruah (Kompasianer Ibuk Fey Down sering menginformasikan korbannya, salut sama si ibuk). Disini penulis punya cerita remaja yang menjadi korban, adik teman saya, sebut saja namanya Yuda.

Yuda siswa SMA kelas akhir. Prestasinya sudah terkenal cemerlang seatero Kampung, itu sebelum Ia mengenal SOSMED. Karena banyak teman sekolahnya ‘mempermasalahkan’ kenihilan akun sosmed Ia pun bertanya pada abangnya (teman saya), dan dibujuk rayu agar dibuat punya dia, setelahnya mengajari. Si abang mengabulkan permintaannya. Yuda tentu senang karena tidak gagal menjadi trendy.

Lama kelamaan, rupanya Yuda tenggelam dalam lautan Sosmed. Awalnya Ia terkenal sang penyabet juara, sekarang jadi pecundang. Dulunya Ia ramah dalam keluarga dan pada siapa saja, kini jadi cuek dan peyendiri yang hanya ditemani Ponsel Pintar. Si Abang merasa bertanggung jawab atas kelunturan prestasi Yuda.

Sejak terbawa arusnya Yuda—sebenarnya sulit membedakan antara terbawa arus atau nyemplung sendiri—oleh derasnya perkembangan era modern sama sekali tidak ada indikasi untuk keluar lintasan, meski Ia dalam lintasan yang salah.

Seperti pada umumnya remaja, Ia pun bermain asmara di dunia khayalan. Maklum kawan, remaja mana yang tidak tertarik dengan kemolek-sayuan muka Bidadari, ironisnya kita tak pernah tahu dengan rupa nyata si Bidadari, bisa saja biasa saja namun karena tersulap oleh kekuatan sihir yang disediakan era modern jadilah luar biasa. Bisa saja, bukan?

Dalam waktu yang belum mencapai dua tahun, Yuda telah memiliki mantan khayalan puluhan. Disebut khayalan karena tidak ada yang menjadi nyata. Proses dan asal pacar rujak, macam-macam. Saya tau dari teman saya, setiap ada pacar Yuda di Medsos si Abang pasti kebagian cerita, modusnya sekalian pamer dan ngeledek si Abang. Teman saya sering mengingatkan tapi gak mempan.

Salah satu cerita konyol si Yuda, pacarannya hanya dalam waktu dua jam. Ceritanya setelah kenalan, terus ini itu, Yuda langsung menyatakan cinta, meski si cewek ngebelit-belit dulu akhirnya nerima. Mungkin karena si Yuda gak mau kecewa, seperti biasa, langsung meminta kontak dan mengusulkan berjumpa. Karena asal si cewek dari Kabupaten sebelah, si cewek meminta ketemuan didekat sekolahnya. Pada kenyataannya bermain cinta, cowok yang paling sering berkorban walau tak jarang sebaliknya, Yuda pun sanggup. Sebelum mengakhiri Chat malam itu, pacar Yuda minta pulsa, “20 ribu saja, ada keperluan soalnya” katanya. Mungkin karena jajannya belum habis, Ia pun bergegas ke warung pulsa. Beres.

Tidak berapa lama setelahnya, karena sudah mendekati tengah malam Ia pun beranjak tidur karena besoknya sekolah. Ia tidur sekamar dengan teman saya. Tiba-tiba Ia kemar mandi. “Kring kring..” Hpnya berbunyi, ada pesan masuk. Abangnya penasaran langsung buka pesan. Isi pesannya singkat:

Terima kasih ya pulsanya. Sekarang hapus saja No gue.

Gantian teman saya yang ngeledek Yuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun