Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Daya Gerak Daerah Pedalaman dan Sedikit Kesaksian

27 November 2016   19:41 Diperbarui: 27 November 2016   19:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keriuhan mengantri bbm, padahal bmm belum datang. (dok: insetgalus.com)

Selain asupan yang sudah memadai, adanya pangkalan resmi di Kecamatan cukup menguranggi penimbunan dari para 'Hantu' dan kesulitan warga setempat. Meski harganya lebih seribuan dari SPBU, tetapi warga sekitaran cukup terbantu, hal ini karena jauhnya jarak ke Kota Blangkejeren, yang mana sebagian daerah berjam-jam perjalanan motor dan ada juga 50 Km lebih. Dengan kondisi jalan berliku, menanjak dan menurun serta kualitas jalan rawan, tentu warga lebih memilih pangkalan Kecamatan. Alasan lainnya belum tentu dapat minyak di Blangkejeren karena pembagian tersebut.

Karena jatah meninggi dan pengaturan pangkalan sudah berjalan, daya gerak masyarakat lebih menggeliat. Berikut ini alasannya:

Pertama: Para Petani
Di Gayo Lues, rata-rata penduduknya yang bertani menggunakan motor pulang-pergi ke kebun. Dengan adanya pembukaan jalan kebun setiap desanya, para petani semakin 'bergairah' berusaha. Efesien waktu perjalanan dan mudahnya membawa hasil tani-sebagian kebun petani mencapai puluhan kilo meter dari Kampung mereka.

Bagi petani ketersediaan BBM sangat diharapkan, selain untuk kendaraan ke kebun: mengangkut, juga berpengaruh pada pemasaran hasil tani: harga dan pangsa pasar. Para Tauke yang medistribusikan hasil panen-yang berdaya tahan rendah, seperti Cabe-ke luar daerah, sering menurunkan harga tiba-tiba, bahkan tidak membeli. Tauke tidak jarang rugi karena tidak bisa mengerim yang disebabkan tidak adanya BBM. Dengan tersedianya BBM, penurunan harga yang tidak seharusnya ini, tereliminasi. Juga sayuran yang dijual ke pasar Blangkejeren dengan mudah didistribusikan.

Kedua: Anak Sekolah
Karena daerah yang luas, sebagian Kampung jauh dari Rumah Sekolah-terutama SMP dan SMA. Para siswa pada umumnya menggunakan motor pergi sekolah, juga sebagian ada menggunakan jasa Bus Sekolah atau angkutan: Becak. Bus sekolah berjumlah sedikit dengan rute yang banyak, membuat sejumlah siswa enggan menggunakan, lebih memilih motor. Oleh sebab itu, mesin motor yang bisa dijalankan karena ada sumber energinya, dan jika energi tidak tersedia besar kemungkinan kehidupan sekolah tidak jalan.

Ketiga: Pedagang
Pedagang-pedagang yang menggelar dagangan di pasar Blangkejeren, lebih banyak tidak menetap di ruko pasar, sehingga diperlukan pengangkutan barang mereka, bolak-balik, baik dengan motor atau pun Mobil. Jika ketersediaan BBM langka, maka dipastikan 'keriuhan' pasar tidak seperti semestinya: pedagang dan pembeli. Lain lagi setiap Kecamatan punya pasar mingguan dengan jarak yang jauh, pedagang sembako, pakaian dll kebanyakan berasal dari Blangkejeren, mereka biasa mengangkut barang pagi-pagi buta, baik berkelompok merental Mobil dan ada juga Mobil sendiri, yang mana angkutan mereka pasti butuh energi, dan jika tidak ada energi, bisa ditebak pelanggan mereka yang butuh dagangan dari mereka: kekurangan.

Keempat: Pegawai Negeri
Hampir semua pegawai negeri pergi ke kantor menggunakan motor atau Mobil pribadi. Ketiadaan BBM bisa menjadi alasan mereka tidak masuk kantor, yang mana sebagian mencari-cari alasan untuk itu. Jadi dengan adanya BBM, pelayan Negeri ini bergerak sebagaimana mestinya.

Meski daya gerak sudah nyata, namun permasalahan masih unjuk muka. Masih adanya penimbunan misalnya. Contohnya: banyaknya pengecer di tepi jalan. Bukan hanya di Kampung-Kampung, namun juga di depan salah satu SPBU, terdapat jejeran penggecer minyak. Setelah Stop proses SPBU, mereka mulai menggelar dagangan mereka. Bukan ingin menohok pihak manapun, namun mereka tidak mungkin dapat dari langit bukan? Atau mungkin mereka pengecer resmi? Ah, pihak penyedia juga kan ingin dagangannya cepat habis, ngapain kerja 24 jam jika bisa dipercepat? Ehem!

Daya gerak sudah meningkat dan tentu hasil dari gerakan itu meningkat pula. Untuk lebih meningkatkan lagi, sedikit solusi:

Pertama: Jatah asupan di tambah. Guna lebih memudahkan lagi mendapat energi dan juga melenyapkan penimbunan secara perlahan karena masyarakat tidak mau membeli dari mereka. Bila perlu, diadakan setiap desanya agen resmi, dan atau bila mungkin setiap Kecamatan diadakan SPBU, toh memang komoditi setiap kecamatan berbeda.

Kedua: mempertegas pengawasan. Sebab-maaf-pengawasan setengah hati oleh pihak terkait sudah menjadi rahasia umum: terlihat banyaknya agen ilegal. Pihak penimbun mempunyai dekengan orang atas, maka mereka merasa aman. Bisa jadi dekengan tersebut bertugas sebagai pengaman, nah, keamanan apa lagi yang mereka ragukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun