Pertama-tama saya perjelas dahulu kenapa saya membuat artikel demikian yaitu sudah menjadi hal yang lumrah dalam berdiskusi dimana "argument & counter argument" sebagai sesuatu keharusan agar semakin paham akan bahasan yang akan dibahas.
Ditambah lagi narasi seperti yang disebutkan pada artikel kompasiana berikut kalau disimak cermat menggunakan akal sehat hanyalah mirip rengekan anak manja yang mau menang sendiri, karenanya artikel ini saya buat sebagai COUNTER ARGUMENT rengenkan anak manja tersebut.
Pertama:
Sungguh ironi ketika masyarakat internasional bersatu untuk membela kaum LGBT. Mereka menyerang kebijakan Sultan Brunei Darussalam yang memberlakukan hukuman rajam untuk zina dan LGBT.
"Umm, actually" Â tidak ada yang ironi dari itu. LGBT adalah isu kemanusiaan ditambah lagi atas kemajuan ilmu pengetahuan dimana LGBT tidak memberikan efek buruk yang nyata kepada orang lain seperti halnya virus atau bakteri penyebab penyakit (HIV contohnya). Sehingga wajar saja ketika masyarakat internasional menyerang kebijakan yang "diskriminatif".
Malah pembuat artikel secara tidak langsung melakukan "special pleading", seperti disebutkan diartikel dan kasus lainnya juga seperti di China & Vietnam dimana "Jika konflik Palestina, Uyghur Cina, Rohingya Myanmar, & konflik Timur Tengah lainnya diserang dengan dalih kasus kemanusiaan yang diskriminatif kenapa untuk LGBT tidak perlu diserang? Kan sama-sama kasus kemanusiaan seperti yang sudah di jelaskan?" dimana bisa kita simak pula di kutipan selanjutnya:
Contoh paling jelas adalah pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Mereka menangkap dan membunuh rakyat Palestina dengan berbagai alasan. Bahkan terus mencaplok tanah Palestina.
Selain itu juga penderitaan rakyat Yaman akibat invasi tentara Arab Saudi. Puluhan ribu anak menjadi korban setiap tahun. Hingga tahun kelima, korban terus bertambah.
Begitu pula dengan rakyat Suriah yang menjadi korban keganasan tentara Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi. Jutaan orang telah menjadi korban......
Bahkan jika mereka mau berpikir, mengapa membela kaum LGBT. Â ....
Kedua:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!