Tulisan Topik Ekonomi Tak Akan Mati
Makan malam yang sudah tersedia di ruangan makan langsung diserbu para peserta. Menu soto Betawi, goreng ayam dan sambal langsung mengisi setiap perut yang sudah keroncongan.
Sebagian peserta ada yang istirahat sambil menunggu waktu isya di kamar yang sudah dibagi kepada setiap peserta sejak siang. Satu kamar terdiri dari 6 orang. Setiap kamar berisi 3 ranjang susun dengan fasilitas lemari, meja, rak handuk, dan balkon yang menghadap langsung ke halaman parkir TMII dekat pintu gerbang utama. Kasur serta bantalnya wangi dan empuk. Sayang tidak disediakan selimut.
Kamar kami nomor 319 berisi keluarga saya dan keluarga Pak Sigit. Karena anak-anak tidur dengan ibunya maka satu ranjang kosong. Selepas acara masuk Ibu Rokhmah yang tidak kebagian tempat. Kebetulan, sehingga bisa satu kamar dengan kami. Meski seperti risih karena sekamar dengan "ganda campuran" namun beliau bersedia. Semoga bisa tidur nyenyak ya, Bu meski terganggu dengan dengkuran saya. Hehehe.
Sebelum memasuki sesi ketiga Kelas Menulis bidang Ekonomi bersama Isson Khaerul, Direktur Program PPI (Persatuan Penulis Indonesia) Pak Yon Bayu dan Pak Thamrin Sonata memberikan pengumuman terkait adanya menulis serentak di Kompasiana terkait kesan secara pribadi mengenai gelaran acara workshop hari itu. Beberapa yang beruntung akan mendapat hadiah uang.
Kembali kepada bahasan Menulis Ekonomi, ditekankan Pak Isson siapa saja bisa menulis bidang ekonomi asal jeli dengan kondisi yang sedang terjadi. Era digital semakin membuka banyak kesempatan untuk kita terus beropini dan mengedepankan fakta. Buzzer, reviewer, apapun profesinya yang pasti jangan sampai menghadirkan kabar tidak akurat.
Pak Isson pun tidak pelit memberikan informasi mengenai kesempatan apa saja yang bisa dilakukan para penulis, supaya bisa menulis bidang ekonomi dan penulis mendapatkan penghasilan. Sungguh sebuah celah dan peluang yang sangat menjanjikan.
Keseruan acara malam itu diakhiri dengan pengumuman para peserta yang beruntung mendapatkan uang dari panitia. Mereka diantaranya adalah Bu Maria, Pak Dian Kelana, Putri Bungsu, dan masih banyak lainnya.
Jika yang lain masih lanjut menghabiskan malam, saya dan keluarga juga teman satu kamar memilih langsung istirahat. Sejak dini hari keluar dari rumah di kampung sampai selesai acara workshop malam itu bisa dibilang kami belum istirahat sama sekali. Berharap bisa lebih fresh ketika keesokan harinya akan mengikuti tour ke Pulau Maju.
Dan betapa terkejutnya saya ketika keesokan harinya kami sampai di Pulau Maju, lahan yang awalnya dinamai Pulau G dari gugusan Pulau Reklamasi di penghujung Utara Jakarta itu.