Tetapi ada juga market agregator, seperti duitpintar.com, aturduit.com
Peer to peer lending seperti modal antara, koinworks, dll
Risk and investment management, seperti finansialku, bareksa, dll.
Payment & Settlement seperti gopay, ovo, t-cash, dana, dll.
4. Pinjaman online untuk masyarakat yang tidak terjamah oleh bank.
Tujuan awal adanya Fintech memang menjangkau masyarakat yang tidak bisa mengakses perbankan. Ke bank pinjam uang harus besar, tentu saja dengan syarat punya jaminan. Nah masyarakat yang terdesak kebutuhan tapi tidak terlalu besar, dan tidak memiliki apapun yang bisa jadi jaminan maka yang seperti itu yang jadi sasaran Fintech.
Fintech juga bisa jadi alternatif investasi masyarakat. Karena selain sebagai peminjam jika punya kita juga bisa jadi investor. Uang kita melalui Fintech bisa dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkan.
5. Pinjaman online untuk membantu masyarakat
Bagi pekerja lepas dengan penghasilan tidak menentu, sebagai solusi jangka pendek saat kondisi darurat, butuh uang untuk berobat anak misalnya atau membayar uang sekolah anak yang harus lunas sebelum ikut ujian, bisa melalui Fintech ini. Hanya yang perlu digarisbawahi mengatasi bunga rentenir yang mencekik, pilihlah Fintech yang resmi itu tadi.
6. Jenis pinjaman online.
Ada banyak jenisnya Fintech yang beredar di masyarakat. Kita harus tahu yang konsumtif, ada yang multiguna, ada yang menyasar pinjam untuk modal kerja, ada untuk biaya pendidikan, modal pertanian atau kelautan, properti, belanja produk, beragunan, syariah dan masih banyak jenis lainnya.
7. Biaya pinjaman online
Biaya apa saja dalam pinjaman online? Kita harus tahu ada yang disebut biaya bunga atau imbal hasil, biaya admin atau provisi, biaya transfer antar bank, dan biaya lain dalam istilah khsusus pastinya.
8. Resiko pinjaman online