Mohon tunggu...
Iwan Kurniawan
Iwan Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Keluarga Petualang

Keluarga Petualang. Pengajar di perbatasan Kabupaten Cianjur-Kabupaten Bandung. PRAMUKA. Hiking, camping and climbing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk Membuat Kerajinan dari Sampah dan Barang Bekas

22 November 2017   19:27 Diperbarui: 22 November 2017   19:36 4091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senang  dan beruntung ketika bisa mengikuti kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan oleh Alfamart. Acara berupa Pelatihan Kerajinan Daur Ulang yang diselenggarakan di Gedung Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) pada hari Sabtu tanggal 18 Nopember 2017.

Kegiatan pelatihan pemberdayaan masyarakat khususnya untuk kaum ibu rumah tangga ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya yang dilaksanakan di Cianjur. Sebelumnya telah dilakukan kerajinan berbahan dasar kertas koran yang dilaksanakan di daerah Nagrak.

Elisa selaku Branch Communication Coorporatedari Alfamart menjelaskan jika kegiatan ini bukan hanya dilakukan di Cianjur namun sebelumnya dilakukan di kota Bandung dan kegiatan ini serempak dilaksanakan secara nasional mulai dari skala kecil sampai skala besar.

Acara di aula Gedung BKBPP Cianjur ini  Sedikitnya diikuti oleh 30 peserta terdiri dari ibu-ibu PKK beserta 7 Blogger Cianjur. Tujuan dari pelatihan ini selain meningatkan kreatifitas ibu-ibu supaya mampu mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis juga demi bisa meningkatkan pendapatan dan perekonomian keluarga.

Pelatihan membuat kerajinan dari barang bekas --dalam hal ini gelas plastik dari minuman ringan-- dipandu oleh ibu Leni Mulyani dari Rumah Kreasi Naria. Didampingi instruktur Ibu Nurhasanah dari PKK Desa Dilakukannya dan Ibu Imas pemilik Rumah Baca.

Walau peserta kebanyakan ibu-ibu namun bukan berarti kaum laki-laki tidak bisa ikut serta. Justru sebagai pembina pramuka, saya merasa mampu dan tidak mau kalah dalam berkreasi. Secara teknik tali temali yang digunakan adakah simpul yang biasa dipakai dalan pelatihan Pramuka. Seperti simpul pangkal yang memang banyak berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Meski sulit tapi setelah tahu tekniknya membuat kerajinan pun jadi mudah | dok. Pribadi
Meski sulit tapi setelah tahu tekniknya membuat kerajinan pun jadi mudah | dok. Pribadi
Dalam membuat kerajinan, selain kerja keras, keuletan dan kreativitas diperlukan juga kesabaran yang tinggi supaya kerajinan yang dibuat hasilnya semakin maksimal. Dengan motivasi yang tinggi dan banyak bertanya jika ada yang kurang paham, siapa pun perlahan lahan pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang cukup memuaskan.

Alat dan bahan yang diperlukan selain gelas plastik bekas minuman adalah gunting dan pisau (cutter) untuk memotong. Bahan lain yaitu tali untuk mengikat rangkaian (bisa tambang kecil atau tali lain yang penting kuat). Setelah mahir, bisa menambahkan kreasi seperti supaya tampilan piring sakunya semakin cantik maka gelang-gelangnya bisa dibungkus dengan pita.

Praktek membuat kerajinan piring saji yang unik dari cincin gelas bekas minuman dimulai dari pelepasan cincin itu sendiri dari gelas plastiknya.

Memotong gelang-gelang dari bekas botol minuman bekas sampai menghaluskan bagian sisinya, dilanjut dengan menyambung dan mengikat gelang demi gelang satu per satu ternyata membutuhkan waktu yang agak lama. Apalagi untuk peserta yang sebagian banyak masih pemula. Namun hal itu tak mematahkan semangat peserta demi bisa membuat kerajinan berupa piring saji unik.

Untuk dapat membuat sebuah piring saji diperlukan sekurangnya 29 buah gelang-gelang untuk bagian pinggir atas dan 7 buah gelang untuk bagian bawah atau bagian alas.

Selaku pembina pramuka yang biasa bergelut dengan simpul dan tali temali saya merasa beruntung karena tak perlu waktu lama dalam memahami ikatan dalam merangkai gelang-gelang yang ternyata dalam kerajinan ini menggunakan simpul pangkal.

Ternyata jika kita mampu berkreasi dan berinovasi sampah pun berubah menjadi rupiah yang bisa menambah perekonomian keluarga. Hal ini sangat menarik dan bisa menjadi inspirasi. Kerajinan seperti ini bisa ditularkan ilmu serta tekniknya kepada murid di sekolah atau lingkungan tempat tinggal.

Beberapa hasil kerajinan dari sampah plastik | dok. Pribadi
Beberapa hasil kerajinan dari sampah plastik | dok. Pribadi
Saya sendiri berpikir kegiatan membuat kerajinan ini bisa menjadi percontohan anak didik di sekolah mengingat di tempat saya mengajar banyak tercecer botol-botol plastik bekas minuman yang dibuang begitu saja. Kedepannya saya pikir bisa melakukan penanganan dalam mengelola dan mengolah sampah seperti gelas plastik itu supaya bisa  menjadi barang yang lebih bermanfaat dan berguna.

Diakhir pelatihan, setiap peserta menampilkan hasil kreasinya sambil foto bersama. Sungguh kegiatan langka dan sangat berguna. Peserta tampak senang dan gembira. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan berbagai ketrampilan.

Dengan pengolahan yang baik dan benar sampah tidak lagi menjadi biang masalah akan tetapi dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Lingkungan pun menjadi bersih tanpa sampah. Dan yang paling penting dapat mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan pasti mencemari lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun