Bersyukur masih bisa mengamalkan ilmu, bisa menghirup udara pegunungan yang bersih dan melewati perkebunan teh yang masih asri tanpa harus terjebak macet atau pemandangan yang dinodai warung-warung penghasil sampah plastik.
Walau jarak cukup jauh dengan risiko berat seperti terjatuh di Tanjakan Guling Sapi, atau terjebak longsor saat musim hujan namun dengan riang tetap saya tempuh pulang pergi setiap hari. Sepuluh tahun sudah, alhamdulillah bisa saya jalani pulang pergi dengan mengendarai sepeda motor butut, satu-satunya kendaraan praktis dan ekonomis yang saya miliki. Semua terpaksa saya lakoni karena di sekolah kami tak ada rumah dinas dan fasilitas nya pun serba terbatas.
Tak lepas dari kodrat sebagai manusia terkadang tubuh ini tak tahan kala pegal datang menyerang. Hal ini mungkin disebabkan kondisi perjalanan yang ditempuh roda dua lumayan jauh. Tak kurang dari 2 jam perjalanan pulang pergi setiap hari yang harus saya jalani. Tangan dan kaki ini terasa pegal akibat terlalu lama menahan guncangan yang disebabkan kondisi jalan yang berbatu dan kontur naik turun lumayan terjal.
Untuk menjaga kebugaran tubuh dalam menjalankan tugas dan aktivitas sehari-hari saya pastikan ikut olahraga ringan yang dijadwalkan rutin pihak sekolah seminggu dua kali. Jalan santai bersama keluarga sekaligus rekreasi murah pelepas lelah setelah kerja sepekan pun kerap saya lakukan. Termasuk saat cuaca di kampung bagus saya paksakan untuk bisa lari beberapa putaran di lapangan desa hingga olahraga itu jadi kebiasaan. Hanya itu olahraga murah meriah yang bisa dengan mudah dilakukan saya dan warga pedesaan lainnya. Diimbangi makanan sehat dan istirahat cukup pastinya.
Seperti malam ini saya sengaja mengundang tukang urut langganan yang sudah punya nama di kampung saya. Dialah Mang Odo yang saya sebut di awal.
"Kunaon Cep? Ngedrop? Hehehe..." Pertanyaan Manng Odo bikin saya nyengir. Tanpa dijawab Mang Odo sudah lebih dari tahu.
Kalau pegal-pegal biasa sih setiap harinya saya cukup dengan memijat-mijat sendiri saja bagian yang terasa pegal. Seperti kaki yang selalu menahan keseimbangan motor di jalan yang terjal, tangan yang sering kaku karena memegang kendali stang kendaraan, dan punggung yang terasa remuk karena keseringan duduk tidak nyaman. Naik motor di jalan terjal berbatu menuju sekolah di perbatasan bukan bohong rasanya seperti duduk sambil melompat-lompat saja.