Sehat Tanpa Kimia, Gasol Jawabannya
Di Cianjur, ada sebuah pedesaan yang bernama Gasol. Terletak di Kecamaan Cugenang, Cianjur bagian barat hampir dekat ke wilayah Cipanas. Kampung Gasol yang asalnya tidak memiliki keistimewaan apa-apa kini menjadi terkenal dan bahkan sudah sampai ke luar negeri harumnya  berkat keluarga Flaming Wong.
Apa yang ada dibenakmu saat mendengar kata gasol? Atau mungkin bingung karena justru belum pernah mendengarnya sama sekali, ya? Kita intip acara Factory Visit Komunitas ISB (Indonesian Sosial Blogpreneur) yang terdiri dari kumpulan bloger berikut.
Selasa, 16 Mei 2017 sembilan orang boger ibu kota (dua diantaranya bloger Cianjur) mengadakan kunjungan ke pabrik pengolahan pertanian organik "Gasol Organik" yang lokasinya berada di Kampung Gasol, Desa Gasol, Cugenang Cianjur. Kunjungan ini tujuannya untuk mengetahui lebih dalam terkait pengolahan pertanian organik, pengolahan, dan proses "organik" dari hulu ke hilir yang menjadi ciri khas tersendiri dari produk-produk yang dikeluarkan oleh Gasol Organik.
Pak Fleming Wong, atau masyarakat sekitar memanggilnya Pak Aming selaku pemilik Gasol Organik mulai menceritakan asal mula berdirinya Gasol Organik yang digagas oleh istinya, Ibu Ika Suryanawati yang kini sudah tiada. Almarhumah Bu Ika yang lulusan Intstitute Pertanian Bogor (IPB) tertarik hatinya untuk membuat terobosan pengolahan pertanian tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Untuk apa? Supaya lebih sehat dan keseimbangan ekosistm dan habitat alam terjaga.Â
Hasil dari pertanian organik ini tidak hanya dikonsumsi berupa beras atau hasil mentahan lainnya, melainkan diolah menjadi produk tepung yang mengandung banyak manafaat untuk kesehatan tubuh. Saat rombongan bloger tiba, hidangan makanan tradisional getuk yang terbuat dari tepung gasol organik pun menjadi santapan lezat dan menarik. Ditemani teh serai, menjadikan suasana berasa di pedesaan jaman dahulu, jaman aki nini dan buyut masih ada.
Pengolahan organik yang diterapkan di pabrik Gasol ini benar-benar semua murni tidak dicampur bahan kimia. Mulai dari pembajakan sawah, pemilihan bibit unggul, pemupukan yang juga secara organik, masa panen, pengolahan hingga pembuatan tepung gasol --bahan pembuat makanan pendamping ASI-- itu sendiri yang menjadi icon produk dari brand perusahaan milik putra Cianjur ini.
Dulu Pak Amin dan Bu Ika mencari bibit padi lokal varietas unggul melalui petani-petani lokal yang masih buhun (menganut ajaran Sunda wiwitan) yang mana mereka begitu kuat memegang adat istiadat serta kebiasaan turun temurun dalam mengelola lahan. Kian lama setelah bisa panen sendiri dan dapat menghasilkan bibit unggul maka sirkulasi pembibitan padi varietas unggul lokal sudah bisa diatasi.
Dalam pemupukan, supaya benar-benar terjaga dari bahan kimia, Gasol Organik membuat sendiri pupuk yang terbuat dari bahan campuran kotoran hewan ternak, dedak, sekam, dan tumbuh-tumbuhan sekitar. Rombongan juga berkesempatan berkunjung ke tempat pengolahan pupuk organik sekaligus melihat peternakan kambing dan domba dimana kotorannya menjadi bahan utama pupuk organiknya. Pak Rohman selaku pengelola pabrik menjelaskan cara membuat pupuk mulai dari pengambilan kotoran hewan, pembakaran sekam, sampai pencampuran dan pengepakan. Tidak hanya itu, lahan sekitar kandang juga diolah sehingga berdaya guna dan dapat ditanami secara maksimal.
Setelah istirahat dan makan nasi liwet yang nyunda pisan dengan ngabarak di atas daun pisang kami masuk ke Gedung Galeri dimana di dalam terdapat pajangan foto perjalanan panjang Gasol Organik dan berbagai piala penghargaan yang sudah diterima. Tidak lupa juga pajangan foto Almarhumah Ibu Ika Suryanawati sebagai Chief Executive Officer, Pak Aming selaku Commercial Director dan Ibu Wawa Chaerunisa (Mertua Pak Aming) sebagai executive contributor.
Sebagai orang Cianjur, jujur saya sangat bangga sekali dengan usaha dan keteguhan yang dilakukan keluarga besar Pak Aming dan Almarhumah Ibu Ika. Berkat mereka, varietas padi lokal Cianjur yang sudah tidak ada bisa diperbarukan lagi. Begitu juga warga setempat bisa terbantu perekonomiannya dan terlebih generasi muda bangsa dapat mengkonsumsi olahan makanan berbahan dasar tepung yang kaya gizi dan nutrisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H