Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuhan Izinkan Aku Mengalami Transformasi

27 September 2020   20:38 Diperbarui: 27 September 2020   20:41 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setahun yang lalu pada bulan september Kongregasi memberikan kesempatan kepada setiap suster untuk mengikuti ret-ret tahunan dengan tema " Digerakkan oleh Allah- diubah menuju kehidupan ". 

Selama setahun diberikan waktu untuk berefleksi. Menghidupi buah-buah permenungan lewat tugas perutusan setiap hari. Sebelum saya mengikuti ret-ret tahunan untuk tahun ini yang akan diselenggarakan satu minggu kedepan,saya akan membagikan hasil permenungan saya selama satu tahun  melalui tulisan ini.

Pengalaman sepanjang tahun ini membawaku pada satu refleksi yang sederhana dan menantang .Dimana pengalaman ini bersifat real. Dari keseluruhan pengalaman tahun ini ,pengalaman dalam komunitas,tugas perutusan,dan kerasulan yang telah saya lakukan ,tiga poin penting yang menjadi pokok permenungan saya yaitu:

1. Menghargai hidup

Menjadi sahabat untuk semua orang tentu tidak mudah, dipercaya dan mempercayai adalah salah satu cara untuk membentuk pribadi semakin dewasa dan bertanggung jawab. Namun saya  tidak selalu menemukan orang yang tepat untuk berbagi !

Mengapa saya sulit untuk menemukan partner yang sepaham dengan saya ? mengapa tidak ada orang yang mengerti dan memahami keadaan saya ? pertanyaan-pertanyaan semacam ini sering muncul ketika keadaan disekitar mengecewakan perasaanku ( kles, salah paham, menyalahkan dll ).

 Yah,hal itu memang tidak bisa dipungkiri dan saya yakin dalam keadaan seperti ini juga kuasa doa itu menjadi nyata,kuasa doa itu menguatkan dan menyadarkan saya  akan cinta Bapa kepadaku. Bukan masanya lagi untuk mengeluh dan bersungut-sungut. 

Karena kedua hal ini mengandung makna yang negative yaitu ketidak sanggupan untuk menjadi seorang abdi atau disebut tak layak sebagai pengikut Kristus, jika saya merenungkan hal ini memang saya masih jauh dari apa yang dikehendaki oleh Tuhan.

Dan saya selalu melontarkan alasan yang mulia yaitu yah, saya kan manusia dan bukan malaikat.yupss.. itu betul tapi itu hanyalah salah satu cara untuk mengelabui diri dan ini akan menjadi penghalang untuk berkembang kearah yang lebih baik. 

Menghargai hidup berarti mampu menerima dan menghargai  setiap perbedaan bukan menonjolkan perbedaan karena kita datang dari latar belakang yang berbeda. Mestinya perbedaan itu mendatangkan kekayaan karakter dan kekayaan kreasi dan kreatif bagiku dan bagimu juga. 

Menghargai sesama tidak mesti harus memberi suport atau apresiasi melainkan melalui sikap atau cara saya bereaksi melalui perkataan,sikap dan cara saya berperilaku ketika orang lain ada disamping saya. 

Bagi saya kejentelemenan seseorang tidak dilihat dari segi nilai dan akademik,tetapi lebih pada karakter dan attitude. Jika saya sudah memiliki kedua hal ini , maka saya akan bisa menghargai setiap pribadi yang berada disekitarku.

2. Berhenti sebagai predator sesama manusia

Hal ini sering terjadi secara otomatis. Dan tidak disadari bahwa ini sesuatu yang membahayakan bagi setiap orang yang mengalami. Hal ini sering terjadi dikomunitas,di kampus,lewat perkataan,sikap,dan cara pandang. 

Dalam bertutur kata, ketika emosi dan situasi tidak mood gampang sekali melontarkan kata-kata yang mematikan semangat bahkan membuat orang lain menjadi down. Dan sering merasa bahwa hal itu normal saja terjadi dan saya sering juga melakukan hal itu tanpa rasa bersalah sedikit pun. 

Tapi tidak akan lama waktunya kadang saya menjadi buah bibir orang,menjadi batu sandungan bagi orang lain,karena hal yang dianggap sepele. Pengalaman ini mengingatkan saya agar selalu memposisikan diri pada rahmat yang saya terima sebagai orang terpanggil,mewujudkan rahmat dalam bentuk sikap,berbagi kasih dengan sesama dalam hidup komunitas,pelayanan dan perutusan.

Betapa sakitnya orang lain ketika hal ini terjadi akan tetapi betapa bahagianya mereka jika mereka diberikan rewards atas usaha yg telah dilakukan. Dan saya selalu berusaha untuk melakukan ini. Berani mengapresiasi usaha orang lain dan antusias terhadap tindakan baik.

3. Selalu mencari paradigma baru.

Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sesuatu. Demikian juga saya melihat saya sebagai pribadi sering salah atau gagal dalam hal memahami sikap para saudari dan saya sering mengharapkan orang lain berbuat seperti apa yang saya mau. 

Saya melihat sikap inilah yang membuat hidup rohani saya ringkih karena rasa jengkel dan kesal .Sehingga saya merasa  terganggu dalam setiap prosses yang saya alami. Saya sering tinggal pada kelemahan dan kesalahan.  Dan kalau sudah tidak suka tak akan ada kebaikan lagi kulihat dalam diri orang tersebut.

 Dan sebagai bukti nyata yang telah saya lakukan ketika saya mampu melihat seseorang dengan kacamata positif,mampu menerima dan memahami saudari ,saya merasa lebih tenang dan lebih rileks. Inilah yang menjadi kerinduan saya dan menjadi upaya untuk terus menerus. 

Seperti pepatah orang bijak mengatakan "Kita tidak bisa mengendalikan angin saat berlayar,tapi kita bisa menyesuaikan layar terhadap arah angin " Mau dikatakan bahwa saya takkan bisa mengendalikan orang-orang yang ada disekitar saya tetapi saya bisa memposisikan diri dan menyesuaikan diri ketika saya Bersama dengan orang lain.

Berani membaharui diri secara terus-menerus dan tidak mempertahankan genggaman selagi bisa untuk memeluk  dan membuka kedua tangan akan hal yang baru.

Semoga bermanfaat,,,

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun