Mohon tunggu...
Gaudensia Gordina
Gaudensia Gordina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balas Budi Seorang Anak kepada Sang Dermawan

14 Januari 2023   10:29 Diperbarui: 14 Januari 2023   11:06 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, aku tidak tahu?" kata laki-laki itu yang merupakan pemilik perusahaan itu. 

"Baik, kalau begitu aku permisi?" Kata Zeni.

Kemudian Zeni pun melangkah keluar. Baru beberapa langkah kembali terdengar laki-laki itu memanggilnya. Zeni pun menoleh kepadanya. Ternyata dia menunjukkan sebuah kartu identitas milik pak Lui. Akhirnya sekarang Zeni sedikit lega melihat kartu identitasnya pak Lui. 

Segera dia menuju ke alamat sesuai yang tertera di kartu identitas tersebut. Sampailah di sebuah kantor ternyata di sana dia tidak menemukan pak Lui karena sudah pulang. Dia lanjut mencari pada keesokkan harinya. Namun, tetap saja dia tidak menemukan karena pak Lui lagi bekerja di Luar kantor. 

Dirinya merasa lelah, seharian dia mencari namun belum menemukan hasil. Langkah demi langkah sambil mengusap dahinya. Dimanakah kamu om? Tuhan tolong temukan aku dengan om Lui, Gumam Zeni. Kemudian, Zeni, memutuskan untuk kembali ke kantornya dan pencarian akan dilanjutkan pada esok harinya lagi. 

Ketika memasuki kantornya dia mendengar suara orang yang lagi marah dan membentak-bentak. Dia mendekat ke arah ruangan dimana arah suara tersebut. Di salah satu ruangan anak buahnya, dia mencoba masuk dan menemukan anak buahnya sedang memarahi seorang tukang Obe. 

"Ada apa kalian ribut sekali? Tanya Zeni. 

"Dia lambat mengantar makanan," Joni mengadu kepada Zeni. 

"Maafkan aku nyonya, tadi mau naik lewat lift namun satpam tidak mengijinkan. Jadi, aku harus lewat tangga, sehingga membuatku terlambat sampai ke Lantai tiga," kata pak Lui sambil menatap ke arah Zeni.

Seketika itu, sontak Zeni sangat terkejut melihat sosok laki-laki itu, ternyata orang yang sedang dicarinya. Sekarang berada di hadapannya. Perasaan bahagia dan juga emosi meliputi Zeni. Zeni pun memarahi anak buahnya yang sudah berlaku tak sopan pada pak Lui. 

"Aku membayar kamu hanya untuk berlaku tidak sopan kepada orang lain? Mulai sekarang kamu  aku pecat. Aku tidak ingin mempekerjakan orang yang tidak memiliki sikap yang baik pada orang lain!" Kata Zeni kepada anak buahnya dengan sangat kesal". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun