Mohon tunggu...
Gaudensia Gordina
Gaudensia Gordina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balas Budi Seorang Anak kepada Sang Dermawan

14 Januari 2023   10:29 Diperbarui: 14 Januari 2023   11:06 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah basah diguyur hujan semalaman. Pagi hari langit terlihat mendung, rintik hujan pun masih bersahabat. Hari ini Zeni tidak pergi sekolah, karena kakeknya sakit. Dia minta izin untuk membantu kakeknya jualan sayur.  Zeni harus pergi ke pasar untuk menjajakan sayuran kakeknya. 

Biasa kakeknya yang pergi menjual sayur-sayuran di pasar. Karena sakit, Zeni yang harus pergi ke pasar untuk membantu kakeknya jualkan sayur. Zeni biasanya ikut juga kakek berjualan sayur dipasar, setiap kali ada hari libur sekolah. 

Zeni dan kakek hanya tinggal berduaan saja. Sudah lama ayah dan ibunya pergi merantau di luar Negeri. Sejak usia 5 tahun dia sudah ditinggal kedua orang tuanya pergi merantau. Kini dia sudah menginjak usia 11 tahun. Zeni duduk di SMP kelas VII. Kakeknya yang membiayai semua kehidupan dan memenuhi semua kebutuhan sekolahnya, hanya dari hasil berkebun. 

Zeni berdiri di dekat jendela sambil memandang keluar. Sesekali melihat jam dinding yang tergantung di dinding ruang tamu. Dia sudah siap. Tepat pukul 07.30 WIB dia pun harus berangkat, sesuai dengan waktu para pembeli datang mulai pukul 08.00 WIB. Jarak tempuh dari rumah menuju pasar sekitar 10 menit. Dia pun berjalan kaki menuju ke pasar sambil membawah sayur-sayur yang akan dijual.

Cuaca masih terlihat mendung dan sekali-kali terasa rintik hujan. Namun, tidak membuat Zeni mengurungkan niatnya untuk pergi berjualan. Setelah sampai di tempat tujuan. Zeni mulai menyiapkan sayurannya dengan menjejerkan satu persatu di bentangan terpal ukuran 2x2 m. 

Setiap kali orang melintas dia selalu berharap ada yang mau membeli sayurnya. Tak bosan-bosan dia menawarkan jualan kepada pembeli yang lewat. "Belilah sayurku sedikit." Seru Zeni kepada setiap orang yang lewat. Terkadang orang hanya membolak-balikkan sayurannya kemudian meletakkan kembali tanpa ada yang membeli. 

Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki berjas putih, menghampiri Zeni. Sepertinya orang kaya terlihat dari penampilannya. Zeni memperhatikan papan nama yang tergantung di sebelah kiri saku baju laki-laki itu ternyata bertuliskan Lui. Sambil memperhatikan sayur yang dijual Zeni, pak Lui mulai mengajak berkomunikasi dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zeni. 

"Nak, kenapa kamu jualan, ini lagi mendung, cuaca di luar ini juga sangat dingin. Ini adalah tugas orang dewasa. Tugasmu hanya belajar. Pulanglah nak, karena sebentar lagi akan turun hujan," kata pak Lui kepada Zeni. 

"Aku mau membantu kakek, karena sekarang kakek lagi sakit. Aku ingin meringankan beban kakek," kata Zeni. 

"Apakah waktu belajarmu tidak terganggu?" tanya pak Lui lagi. 

"Sangat tidak terganggu dengan waktu belajarku om,"  jawab Zeni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun