Mendengar ucapan Tedjo itu, berbagai kelompok kemudian mendesak Jokowi untuk segera mencopot Tedjo dari jabatannya. Desakan ini semakin menguat seiring dengan seruan impeachment kepada Jokowi yang dinilai tidak peka terhadap masalah korupsi.
Akhirnya, pada 12 Agustus 2015, Jokowi merombak kabinet untuk pertama kalinya. Dalam perombakan itu, Tedjo Edhy Purdijatno dicopot dan posisinya sebagai Menko Polhukam digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
Apakah pemecatan Tedjo karena alasan ketidakmampuannya? Sulit dijawab.
Menariknya, ucapan "tidak jelas" juga dilontarkan Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat menyindir penolak kenaikan harga BBM.Â
"Kalau ada yang demo-demo itu, saya lihat-lihat ya yang demo ya banyak yang dari nggak jelas juga," kata Luhut dalam sambutannya di acara Focus Group Discussion (FGD) Investasi Kabel Bawah Laut di Indonesia, pada 7 September 2022.
Tapi, tidak seperti kepada Tedjo, ucapan Luhut ini seolah dianggap angin lalu. Tidak ada yang menggubrisnya. Padahal demo penolakan kenaikan harga BBM jauh lebih besar dari demo dukungan kepada KPK. Bahkan, netizen pun mengabaikannya.
Dari rentetan fakta tersebut, jelas desakan pemecatan menkominfo Johnny G Plate semata-mata karena faktor politik, bukan karena kemampuannya dalam memimpin Kominfo.
Karena itulah, jika ada kelompok atau pihak yang mendesak pencopotan atau pemecatan Johnny G Plate dari kedudukannya sebagai Menkominfo, ada tiga kemungkinan. Pertama, faktor ketidakpahaman pada konstitusi. Kedua, faktor politik, Ketiga, gabungan kedua faktor tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H