Dan lagi, sangat jarang pengirim sebagai pihak yang membantah. Karena biasanya penerimalah yang menyangkal telah menerima kiriman..
Untungnya, di tengah keengganan Biden dan sekutu-sekutunya menghadiri G20, Zelensky tidak menjadikan pengakuan Jokowi tersebut sebagai sebuah skandal diplomasi.
Bahkan, Zelensky sama sekali tidak mencuitkan pertemuannya dengan Jokowi lewat akun Twitter-nya. Zelensky malah memantion pemimpin-pemimpin negara lainnya. Presiden Ukraina ini seolah sama sekali tidak menganggap Jokowi yang datang mengunjunginya.
Muncul pertanyaan, siapa yang membisiki Jokowi bila Zelensky menitipkan pesan?
Putin Bisa Ngamuk seperti di G20 2015 Turki, Kominfo perlu Berhati-hati
Putin dikenal sebagai pemimpin yang blak-blakan. Ketika berpidato dalam KTT G 20 di Turki pada 16 November 2015, Putin mengatakan ada 40 negara pendana ISIS dan beberapa di antaranya tengah menghadiri KTT G 20.
Tidak hanya itu, Putin pun mengungkapkan data intelijen yang didapat dinas rahasianya. Data intelijen itu berupa foto udara yang menunjukkan dengan sangat jelas skala perdagangan ilegal produk minyak oleh ISIS.Â
Dalam pidatonya itu, Putin tidak menyebut satu pun negara yang dimaksudnya. Meski demikian pidato Putin tersebut telah membakar pertemuan G20.
Situasi semakin memanas dua hari setelahnya. Pada hari itu jet-jet tempur Rusia menghancurkan iringan-iringan truk yang menyelundupkan minyak Suriah. Jumlah truk yang dihancurkan tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 500-an.Â
Saat menyampaikan pidatonya itu, Putin jelas tengah membela Suriah, negara Timur Tengah yang telah berdekade bersahabat dengan Rusia.
Bisa dibayangkan betapa panasnya suhu G20 di Bali nanti, jika Putin memanfaatkan pidatonya atau kesempatan-kesempatan lainnya untuk membela negaranya sekaligus menyerang pihak yang dianggap lawannya. Suhu bisa lebih panas lagi bila Zelensky yang juga blak-blakan datang memenuhi undangan Jokowi.
Indonesia sebagai tuan rumah G20 pastinya tidak menginginkan hajatan yang akan digelarnya menjadi berantakan karena rambatan perang Rusia-Ukraina. Karenanya sangat tepat bila Indonesia mengembalikan G20 ke bentuk asalnya.