Dalam konpresnya, AHY memang tidak menyebutkan nama. Namun, sehari sebelumnya, Rachland Nashidik, men-twit-kan nama Moeldoko, Kepala BIN, Kapolri, Menkumham, dan Menko Polhukam. Bahkan, politisi Demokrat ini mengatakan bahwa "Pak Lurah" merestui kudeta yang dilakukan oleh Moeldoko. "Pak Lurah" dalam twit Rachland pastinya mengarah ke Presiden Jokowi.
Nama Moeldoko baru disebut secara resmi oleh Demokrat pada 24 Februari 2021. Penyebutan nama pelaku GPK PD itu diucapkan sendiri oleh SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.Â
Jika mengamati perkembangan pemberitaan terkait KLB Demokrat sejak 31 Januari sampai 5 Oktober 2021, bisa disimpulkan bila GPK PD, bukan saja sudah terendus tetapi juga sudah dipantau oleh SBY Â
Kesimpulan ini ditarik dari sejumlah informasi yang diungkap oleh kader-kader Demokrat lewat sejumlah media, termasuk Twitter. Dalam informasinya, kader-kader Demokrat menyebutkan lokasi dan waktu pertemuan perencana KLB Demokrat yang dikuatkan dengan bukti sebuah foto. Bukan hanya itu, kader Demokrat juga mengetahui percakapan antar perencana KLB. Informasi tersebut mengisyaratkan bila SBY memiliki sejumlah dokumen terkait GPK PD.
Sesungguhnya, informasi terkait KLB Demokrat diperoleh SBY justru sengaja dibocorkan oleh Moeldoko. Moeldoko melakukannya untuk mengetahui kader mana yang loyal rencana KLB dan kader mana yang goyah setelah rencana KLB diketahui oleh SBY.
Sebagaimana diketahui, di dalam tubuh Partai Demokrat terdapat empat faksi besar. Selain faksi SBY, ada juga faksi simpatisan mantan Ketua Umum Partai Demokrat (Alm) Hadi Utomo, faksi Anas Urbaningrum dan faksi Marzuki Alie. Tetapi, selama ini sikap ketiga faksi (di luar faksi SBY) itu dianggap abu-abu bila berhadapan dengan SBY. Karenanya, sebelum KLB Demokrat digelar, Moeldoko ingin memastikan sikap ketiga faksi itu hitam atau putih.
Setelah melakukan pembersihan dan memastikan loyalitas pendukungnya, Barulah Moeldoko menggelar KLB Demokrat dan menerima mandat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Â
Moeldoko Sengaja Masuki "Cakrabyuha" Konflik Demokrat
Tak ayal lagi, setelah menerima mandat sebagai Ketua Umum Demokrat versi KLB, Moeldoko mendapat kecaman yang datang dari berbagai arah, termasuk sejumlah orang yang selama ini dikenal sebagai militan pendukung Istana. Bahkan, mantan Panglima TNI Marsekal Purn) (Djoko Suyanto turut mengungkapkan kekecewaannya atas akrobat politik yuniornya itu.Â
Moeldoko masuk ke dalam pusaran konflik yang diskenariokan SBY dan para loyalisnya.