Seperti SBY yang marah ketika mengetahui informasi tentang adanya upaya kudeta terhadap AHY, mendengar kematian ayahnya, Ramaparasu pun marah besar. Ia kemudian bersumpah akan membunuh semua ksatria yang dijumpainya. Dengan senjata kapak sakti yang dimilikinya, Ramaparasu turun gunung. Ia mengembara.
Seperti sumpahnya, Ramaparasu membunuh semua ksatria yang dijumpainya. Orang-orang istana itu dihabisinya lantaran dianggapnya sebagai pendosa.
Turun gunungnya SBY bukan hanya seperti Ramaparasu, tetapi juga mirip turun gunungnya Sinto Weni alias Sinto Gendeng, tokoh sakti yang menjadi guru dalam cerita silat "Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212"
Dalam sejumlah kisah diceritakan Sinto yang terpaksa turun gunung setiap mendengar informasi bila nyawa Wiro Sableng tengah terancam oleh pendekar golongan hitam yang lebih sakti dari muridnya.
SBY tahu persis bila pangkat Moeldoko yang seorang jenderal penuh jauh lebih tinggi dari AHY yang berpangkat terakhir mayor. SBY juga pastinya paham bila Moeldoko yang tengah berada di ring satu Istana memiliki kekuasaan yang tidak akan sanggup dihadapi oleh AHY. Lebih lagi, SBY pun menyadari bila Moeldoko jauh lebih berpengalaman di segala bidang dibanding AHY.
Karena itulah, seperti halnya Sinto Gendeng yang turun gunung guna menyelamatkan nyawa Wiro Sableng, SBY pun turun gunung untuk melindungi anaknya dari ancaman kudeta.
Sebagai mantan Kasospol ABRI sekaligus Presiden RI Keenam, SBY pastinya tahu persis bila ia tidak cepat-cepat turun gunung, cepat atau lambat AHY akan terjungkal.
Beda Jurus SBY dengan AHY
Sebelum mendeklarasikan turun gunung, pada 31 Januari 2021 SBY mencuitkan, "Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu "the good", "the bad" & "the ugly". Kalau tidak bisa menjadi "the good" janganlah menjadi "the ugly". *SBY*"
Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu "the good", "the bad" & "the ugly". Kalau tidak bisa menjadi "the good" janganlah menjadi "the ugly". *SBY*--- S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) January 31, 2021
Oleh netijen, cuitan SBY tersebut dikaitkan dengan utas akun Twitter @DalamIstana yang dicecuitkan sekitar 4 jam sebelumnya.