Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(Skandal Jiwasraya) Erick Thohir Bakal Usik Bakrie Group?

23 Juli 2020   12:26 Diperbarui: 23 Juli 2020   12:22 2956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir (Sumber: Kompas.com)

Masih tentang Erick Thohir dan Bakrie Group dalam skandal Jiwasraya.

Rocky Gerung pernah berujar, "Kalau dua orang bertemu. Artinya ada pihak ketiga yang mau disingkirkan." 

Ujaran itu disampaikan Rocky saat tampil dalam "Indonesia Lawyers Club" yang ditayangkan TV One pada 30 Juli 2019. 

"Gampang kan! Tinggal ditanya siapa pihak yang hendak disingkirkan? Yang bereaksi lebih cepat tentu! Yang bereaksi lebih cepat terhadap Teuku Umar siapa? ya Gondangdia bereaksi lebih cepat. Kan simple kan loginya," sambung Rocky.

Ketika itu Rocky menyoroti reaksi Surya Paloh atas pertemuan Jokowi-Prabowo yang disusul pertemuan Megawati Soekarnoputri-Prabowo pasca-Pilpres 2019.

Rocky Gerung benar. Tetapi, hanya untuk kasus-kasus tertentu. Sebaliknya, untuk kasus-kasus lainnya, Rocky salah besar.

Jika menggunakan 'teori" Rocky Gerung, maka pertemuan Jokowi-Adian Napitupulu yang dilangsungkan di Istana pada malam 12 Juni 2020 ditujukan untuk menyingkirkan Erick Thohir. Apalagi pada siang hari sebelumnya beredar tulisan Adian yang mengkritik tajam Erick.

Fakta yang terjadi justru sebaliknya, Pada 20 Juni 2020, Erick mendapatkan panggung baru setelah Jokowi meneken Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 

Oleh Jokowi, Erick didapuk sebagai konduktor tim yang mengorkestrai satuan tugas penanganan virus corona yang diketuai oleh Doni Monardo dan satuan tugas baru terkait pemulihan ekonomi nasional yang dipimpin oleh Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin.

Langkah Strategis Erick Thohir Songsong 2024  

Lewat panggung barunya itu, Erick Thohir bakal lebih dikenal. Tingkat popularitasnya bakal ikut meroket, Selanjutnya, tinggal strategi Erick dan timnya untuk mengonversikan popularitas menjadi elektabilitas.

Sebenarnya, persiapan Erick Thohir untuk nyapres dalam Pilpres 2024 bukan saja bisa terbaca dari rentetan deklarasi dukungan pencapresannya, tetapi juga dari keputusan-keputusan yang diambil Erick dari kantornya di Jl. Medan Merdeka Selatan No.13.

Belum genap sebulan dilantik sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir sudah memancing kontroversi lewat pengangkat Basuki Tjahaja Purnama sebagai salah satu Komisaris Utama PT Pertamina. 

Para pendukung Ahok mendukung keputusan Erick tersebut. Sebaliknya, lawan-lawan politik Jokowi menentangnya. Namun, penolakan tersebut diredam Erick. Seperti yang diungkap Adian Napitupulu dalam program Satu Meja: The Forum yang ditayangkan Kompas TV pada 24 Juni 2020, Erick mengambil lawan-lawan politik Jokowi untuk menempati jabatan-jabatan penting di BUMN.

Selanjutnya, Erick melanjutkan langkahnya dengan mendudukkan purnawirawan TNI-Polri di kursi-kursi strategis BUMN. Belum cukup sampai di situ, pada awal Juli 2020, Erick merekrut sejumlah perwira aktif TNI-Polri untuk mengisi posisi-posisi penting BUMN. 

Hanya ada satu kata kunci untuk memotret deretan langkah yang diambil Erick Thohir tersebut: Jaringan.

Ini yang Bikin Erick Thohir Tak Kan Usik Bakrie

Sebagai mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019, Erick Thohir tahu persis bila jaringan merupakan salah satu faktor penting dalam ajang perebutan suara rakyat. Pasalnya, dari jaringanlah suara rakyat dapat meraup.

Untuk menambah serta melebarkan jaringan, Erick pastinya memegang teguh petuah "satu musuh sudah terlalu banyak, seribu teman masih kurang." Lantaran itulah Erick tidak akan membuka fron dengan melawan tokoh-tokoh yang memiliki massa atau pengaruh. Salah satu tokoh tersebut adalah Aburizal Bakrie.

Dalam peta politik nasional Bakrie bukan orang sembarangan. Boss kelompok usaha Bakrie Group ini termasuk dalam politisi kelas 1. Selain pernah menjabat Ketua Umum Golkar, Bakrie juga pernah mencicipi kursi Menko Kesra dalam periode pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selanjutnya, pada 2010, SBY mendapuk Bakrie sebagai ketua harian sekretariat bersama partai-partai anggota koalisi pemerintahan.

Tetapi, sepak terjang Bakrie bukan hanya bisa dibaca dari posisi-posisi penting dan strategis yang pernah dan sedang didudukinya, Bakrie justru lebih menunjutkan pengaruh dan kekuatannya ketika ia tidak sedang menguasai "bola".

Ada yang menarik dari berita kawat rahasia yang dikirim Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia kepada Central Intelligence Agency, Secretary of Defense, Secretary of State, The Association of Southeast Asian Nations, United States Pacific Command, National Security Council, dan sejumlah kedutaan besar AS di Australia, China, India, Japan, New Zealand Wellington, dan Papua New Guinea.

Bakrie, dalam berita kawat berjudul A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE tertanggal 17 Oktober 2007 itu dirumorkan gencar mendekati Ibu Negara Ani Yudhoyono selama 2006.

Informasi rahasia yang dikirimkan oleh Kedubes AS itu bersumber dari Dadan Irawan yang menjadi sumber informasi berita kawat tersebut menceritakan tentang hubungan Ical dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono. 

"After the President demoted Bakrie from his perch atop the Coordinating Ministry for the Economy in late 2005, Bakrie immediately launched a charm offensive on the First Lady to try and work his way back into the President's good graces." tulis telegram tersebut.

Informasi yang bersumber dari Dadan Irawan itu juga mengungkapkan, " "If Bakrie's approach represents the model blueprint for managing relations with the First Lady, Vice President Kalla's frosty association with Ibu Ani undoubtedly sits at the other end of the spectrum."

Faktanya kemudian, koalisi SBY dan Jusuf Kalla berakhir saat Pilpres 2009. SBY memilih Boediono sebagai calon wakilnya. Sementara JK nyapres dengan menggaet Wiranto sebagai pendampingnya.

Di samping itu, Bakrie juga ditengarai bersama-sama dua elit Golkar lainnya, Agung Laksono dan Akbar Tanjung menjegal pencapresan JK. Ketiganya bergerilya menggalang dukungan dari kader-kader muda Golkar.

Meski mengelak dituding melakukan penggembosan terhadap JK, ketiga senior partai beringin yang dikenal dengan sebutan Trio Alpha itu berhasil merusak konsentrasi kampanye JK. Ketiganya berdalih konsolidasi partai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi bila Munas Golkar dipercepat atau Munaslub Golkar dilakukan.

Sosok Bakrie memang mendapat perhatian Amerika Serikat. Dalam telegram berjudul "THE BAKRIE GROUP: BUMI SHARE PRICE PLUNGES AS TRADING RESUMES" yang dikirim pada 13 November 2008. mengungkap perdebatan soal gonjang-ganjing perdagangan saham BUMI yang dimiliki Bakrie Group.

Dengan berlabel "SENSITIVE", berita kawat itu mengungkapkan adanya pejabat lebih senior dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berhasil mempengaruhi kebijakan pemerintah SBY terkait pencabutan penangguhan perdagangan saham BUMI.   

Pencabutan tersebut penangguhan itu bukan saja menunjukkan pemerintah lebih memilih mempertahankan nilai aset grup Bakrie, tetapi juga membuktikan ketidakberdayaan pemerintah SBY dalam kekuatan jaringan lobi Bakrie. 

Pernah Dibongkar WikiLeaks, Apakah Sosok "More Senior" Kembali Cawe-cawe dalam Skandal Jiwasraya?

Meski BUMN Dirugikan Bakrie, Erick Thohir tetap Bungkam

"Yang bolongi tahun 2006 menurut anda siapa? Bakrie jelas-jelas,' tegas  Komisaris PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro.

Diksi "Pembobol" kemudian dipilih Warta Ekonomi pada judul berita "Terkuak! Ini Empat Saham Bakrie Pembobol Aset Jiwasraya" ini terbilang ngeri-ngeri sedap. 

Berita yang diturunkan Warta Ekonomi pada 13 Juli 2020 itu menginformasikan kesaksian Kepala Divisi Investasi PT Jiwasraya Faisal Satria Gumay. 

Menurut kesaksian Faisal, ada 24 emiten yang sahamnya menjadi basis reksa dana milik Jiwasraya mengalami penurunan harga hingga menyentuh level terendah Rp 50 per lembar. Empat emiten di antaranya merupakan perusahaan dari Grup Bakrie, yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Dua hari kemudian, kesaksian Faisal ditegaskan oleh Heru Hidayat. Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk itu bahkan menegaskan bahwa Grup Bakrie sebagai perusahaan yang awal-awal membawa kebangkrutan bagi Jiwasraya.

Kebangkrutan Jiwasraya, kata Heru, berawal dari pembelian  sejumlah emiten saham BUMI Resources (BUMI) sebelum 2008.

"Dari awal itu, Jiwasraya sudah bermasalah ketimpa tangga, beli saham Bakrie, kena krisis," terang Heru Hidayat seperti dikutip Republika.co.id.

Heru tidak salah apalagi berbohong. Pasalnya, jika ditelusuri, skandal PT Jiwasraya bisa dilacak hingga periode 2004-2006. Ketika itu, Jiwasraya membeli repo saham sejumlah perusahaan Bakrie Group, senilai Rp 3 triliun tanpa diawali analisis investasi. 

Duit yang dibenamkan Jiwasraya di perusahaan-perusahaan milik keluarga Bakrie itu belum kembali. Lantaran, setelah jatuh tempo, Bakrie Group tidak pernah menebus saham yang diagunkannya tersebut.

Meski sudah banyak kesaksian yang menuding Bakrie Group sebagai kelompok yang membobol kas Jiwasraya, namun Erick Thohir belum sekalipun mengomentarinya. Erick masih bungkam seribu basa. 

Tapi, dalam konteks 2024, sikap Erick Thohir tersebut sangat wajar. Erick yang membutuhkan jaringan dan dukungan pastinya tidak bakal berani mengusik Bakrie. Jaringan yang dikendalikan Bakrie tersebut bahkan bisa dimanfaatkan Erick sebagai modal menduduki RI 1. 

Jadi, jangan pernah berharap Erick Thohir berani menindaklanjuti kesaksian-kesaksian yang mengatakan adanya keterlibatan Bakrie Grup dalam skandal Jiwasraya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun