Pernah Dibongkar WikiLeaks, Apakah Sosok "More Senior" Kembali Cawe-cawe dalam Skandal Jiwasraya?
Meski BUMN Dirugikan Bakrie, Erick Thohir tetap Bungkam
"Yang bolongi tahun 2006 menurut anda siapa? Bakrie jelas-jelas,' tegas  Komisaris PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro.
Diksi "Pembobol" kemudian dipilih Warta Ekonomi pada judul berita "Terkuak! Ini Empat Saham Bakrie Pembobol Aset Jiwasraya" ini terbilang ngeri-ngeri sedap.Â
Berita yang diturunkan Warta Ekonomi pada 13 Juli 2020 itu menginformasikan kesaksian Kepala Divisi Investasi PT Jiwasraya Faisal Satria Gumay.Â
Menurut kesaksian Faisal, ada 24 emiten yang sahamnya menjadi basis reksa dana milik Jiwasraya mengalami penurunan harga hingga menyentuh level terendah Rp 50 per lembar. Empat emiten di antaranya merupakan perusahaan dari Grup Bakrie, yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).
Dua hari kemudian, kesaksian Faisal ditegaskan oleh Heru Hidayat. Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk itu bahkan menegaskan bahwa Grup Bakrie sebagai perusahaan yang awal-awal membawa kebangkrutan bagi Jiwasraya.
Kebangkrutan Jiwasraya, kata Heru, berawal dari pembelian  sejumlah emiten saham BUMI Resources (BUMI) sebelum 2008.
"Dari awal itu, Jiwasraya sudah bermasalah ketimpa tangga, beli saham Bakrie, kena krisis," terang Heru Hidayat seperti dikutip Republika.co.id.
Heru tidak salah apalagi berbohong. Pasalnya, jika ditelusuri, skandal PT Jiwasraya bisa dilacak hingga periode 2004-2006. Ketika itu, Jiwasraya membeli repo saham sejumlah perusahaan Bakrie Group, senilai Rp 3 triliun tanpa diawali analisis investasi.Â
Duit yang dibenamkan Jiwasraya di perusahaan-perusahaan milik keluarga Bakrie itu belum kembali. Lantaran, setelah jatuh tempo, Bakrie Group tidak pernah menebus saham yang diagunkannya tersebut.