Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Klarifikasi Postingan Sebelumnya, Gatot Nurmantyo Cetak "Gol Bunuh Diri"

20 Maret 2020   21:03 Diperbarui: 20 Maret 2020   22:52 10303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Pertama, untuk digarisbawahi pernyataan pada unggahan dimaksud, terutama kalimat : "...Mereka beramai-ramai menggaungkan phobia dengan Masjid. Seakan-akan Masjid sebagai sumber penularan covid-19??". Ajakan sy untuk tetap memakmurkan masjid semata *ingin mencegah potensi berkembangnya stigma masjid sebagai pusat penyebaran covid-19*, di tengah TIDAK adanya gaung ajakan serupa dari kalangan gereja, vihara, pura, klenteng dan tempat ibadah lainnya".

Gatot Nurmantyo salah besar. Karena sebelum purnawirawan jenderal bintang empat ini mengunggah ajakan memakmurkan masjidnya pada 17 Maret 2020, empat hari sebelumnya atau pada 13 Maret 2020, vatikan telah menutup gereja Katolik yang berada di seluruh Roma, Italia.

Langkah Vatikan ini mengikuti pemerintah Italia yang sudah lebih dulu menutup gereja-gerejanya sejak 17 Februari 2020.

Bahkan, karena serangan ganas corona, sehari setelah otoritas Palestina mengumumkan adanya tujuh suspek corona, Israel langsung mengisolasi kota kelahiran Yesus, Betlehem.

Jauh hari sebelumnya, pada 24 Januari 2020, pemerintah China sudah men-shutdown seluruh klenteng di seluruh negeri berjuluk Tirai Bambu.

Di Amerika Serikat, pemerintah mengeluarkan kebijakan tutup gereja pada 14 Maret 2020.

Bukan hanya otoritas gereja di luar negeri, pada 15 Maret 2020 atau 2 hari sebelum Gatot Nurmantyo menyerukan ajakannya, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) sudah mempertimbangkan alternatif persekutuan dan ibadah dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi digital dengan mengembangkan e-church.

Jadi jelas, "TIDAK adanya gaung ajakan serupa dari kalangan gereja, vihara, pura, klenteng dan tempat ibadah lainnya" dalam  bantahan yang diunggah Gatot Nurmantyo pada 19 Maret 2020 sangat miskin literasi. 

Kemiskinan literasi juga terbukti dengan adanya bagian konten hoax tentang warga China yang ikut menjalani ritual keagamaan Islam pada unggahan 17 Maret 2020 yang sudah dibantah oleh sejumlah media pada 6 Februari 2020.

Sementara, gaung pembekuan sementara kegiatan-kegiatan masjid lebih santer terdengar di Indonesia sudah pasti dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam dengan masjid sebagai tempat ibadahnya.

Itu juga yang (mungkin) mendorong pemerintah Amerika Serikat dan Italia untuk membekukan sementara aktivitas gereja di negaranya, bukan masjid, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun