Sebenarnya, Iran tidak memiliki bukti atas tewasnya D'Andrea. Bahkan, besar kemungkinan Michael D'Andrea hanyalah tokoh fiksi hasil rekaan Iran. Begitu juga dengan sumber intelijen Rusia yang membenarkannya. Sumber intelijen Rusia ini pun tidak jelas juntrungannya. Tetapi, lagi-lagi publik mempercayainya.
Jika dalam kasus jumlah tentara AS yang cedera akibat serangan rudal Iran, Pentagon berulang kali menganulir keterangannya sendiri, dalam kasus kecelakaan pesawat militer Bombardier E-11A, keterangan Pentagon berbeda dengan informasi yang didapat Kepala Kepolisian Ghazni, Khalid Wardak.
Kepada Reuter, Wardak mengatakan terdapat 4 jenazah dan 2 penumpang yang masih hidup dari pesawat itu. Namun, kedua penumpang yang masih hidup tersebut belum diketahui keberadaannya. Sementara, kepada media, Pentagon menyatakan hanya terdapat 2 penumpang yang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Lagi-lagi, Iran kembali mendapat angin. Dan, sekali lagi, AS dipaksa keteteran di ranah media.
Happy #FourthOfJuly > #Liberals, #Progressives & @theDemocrats #18 (Progressive DeepState #NewWorldOrder CIA Director William Casey On Project #Mockingbird) @March4OurRights @realDonaldTrump #UMN #Millennials @GOP @MinnesotaDFL @MNGOP #MNCD6 #MAGA #Qanon #WWA1WGA @msaUMN #PJNET pic.twitter.com/b0I8XOA8Zo--- Don Mashak (@DMashak) July 6, 2018
Kekalahan AS di medan tempur media ini membuat publik AS mendesak CIA kembali mengaktifkan Operasi Mockingbird yang sukses mengontrol media di era 1970-an. Namun belum diketahui strategi CIA untuk kembali mengontrol media di era internet ini, selain tentu saja dengan cara memblokir media dan memberangus akun-akun media sosial.
Kenapa AS Dikalahkan Iran di Medan Tempur Media?
Tidak ada yang salah dengan pemberitaan media massa terkait isu Iran Vs AS. Media sudah memberitakan informasi dengan benar karena telah sesuai fakta atau pernyataan pihak-pihak terkait. Terlepas dari pernyataan tersebut dianggap hoax atau sekadar klaim sepihak, sepanjang informasi tersebut disampaikan oleh narasumber yang berwenang, media dinilai telah menjalankan tugasnya dengan benar.
Begitu juga dengan netijen. Lewat akun-akun media sosial yang dimilikinya, netijen membagikan informasi-informasi yang disampaikan media online. Di antara netijen tersebut ada juga yang tidak sekadar membagikan tautan berita, tetapi juga mengunggah opininya. Benar ada sejumlah netijen yang menyebarkan kabar bohong, tetapi jumlahnya terbilang minor.