Bukan saja aktivitas esek-eseknya, lewat smart phone, posisi pemegang gadget ini pun bisa diketahui. Sebab, menurut penelitian terbaru dari Associated Press yang melibatkan peneliti dari ilmu komputer Princeton, beberapa layanan Google di perangkat Android maupun iOS menyimpan data lokasi pengguna.
Dengan adanya teknologi Google ini, sebaiknya anggota DPR berhati-hati saat mendatangi tempat-tempat panas, seperti panti pijat plus-plus. Bila perlu tinggalkan perangkat itu di rumah.
Kita tentu saja masih ingat ketika  Zulhamli Alhamid, anggota DPRD PKS Kota Jambi digelandang ke kantor polisi pada 3 Februari 2009. Sebelum digelandang, Zulhamli kepergok tengah berhubungan intim dengan seorang pemijat di sebuah panti pijat di Kota Jambi.
Jadi jelas, pengawas anggota DPR bukan hanya rakyat, tetapi juga smartphone Malah rakyat nyaris tidak punya daya untuk mengawasi wakilnya. Dengan teknologi penyadapan, sebagian dari aktivitas anggota DPR bisa diwasi.
Pada 1 Oktober 2019 nanti Adian Napitupulu akan kembali dilantik sebagai anggota DPR RI Periode 2019-2024. Adian yang merupakan kader PDIP ini pastinya bukan kader PKS seperti Imam Marjuki, Arifinto ataupun Zulhamli.
Adian pastinya tidak berniat sama sekali untuk melakukan aktivitas seksual seperti yang dijalani oleh ketiga partai yang kader dan simpatisannya kerap mengaku paling islami tersebut. Sebagai orang beragama yang memegang teguh imannya, Adian pastinya menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh agamanya.
Namun demikian, Adian tetap saja manusia biasa. Adrian bisa saja khilaf dan melakukan aktivitas seksual seperti yang dijalani oleh kader-kader PKS di atas. Tetapi, sebelum Adian terjatuh seperti ketiga elit PKS tadi, sebaiknya Adian harus mengingat jika ia diawasi oleh Tuhan dan juga smartphone-nya.
Sebagian dari artikel ini sudah ditulis di sini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H