Meskipun pemain cadangan sudah ditentukan, tetapi Prabowo tetap harus diprioritaskan. Sebab, bagi Jokowi, Gatot Nurmantyo lebih mengancam tenimbang Prabowo.
Popularitas Prabowo berada selevel dengan Jokowi. Tetapi, elektabilitas Prabowo jauh di bawah Jokowi. Sedangkan, meskipun elektabilitas Gatot rendah memang masih rendah, tetapi popularitasnya pun masih rendah. Jika dihadapkan dalam Pilpres 2019, Gatot bisa menjadi "Kuku Bima" yang berhasil menggasak pangsa pasar "Extra Joss".
Mungkin Gatot Nurmantyo tidak menyadarinya. Sama seperti ketika Gatot tidak melihat adanya kejanggalan besar pada informasi 5.000 pucuk senjata yang dibongkarnya pada akhir September 2017.
Batas akhir pendaftaran paslon capres-cawapres semakin mendekat. Tetapi, alih-alih mendeklarasikan diri sebagai calon presiden, Prabowo malah lebih memilih menunjukkan dirinya ogah-ogahan. Sikap Prabowo ini dikuatkan oleh sinyal yang dipancarkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo. Adik kandung Prabowo itu menyebut dua faktor yang masih dipertimbangkan jika Prabowo kembali maju: kesehatan dan logistik.
"Kan, ada banyak faktor. Ada faktor kesehatan. Tentu cukup atau tidak logistiknya. Kan, harus begitu," ujar Hashim saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 28 Maret 2018 sebagaimana yang dikutip Kompas.com.
Sinyal yang dipancarkan Hasyim inilah yang ditangkap oleh kubu Jokowi. Untuk faktor kesehatan Prabowo masih bisa dibilang "oke", tapi tidak dengan "kardus".
Soal logistik, pada 8 Maret 2018, Mantan Kepala Staf Kostrad Majyen (Purn) Kivlan Zen yang juga sobat lama Prabowo mengatakan logistik yang dimiliki Prabowo kalah banyak dari yang dimiliki Gatot Nurmantyo..
Mendapat isyarat dari Hasyim, tanpa membuang banyak waktu, kubu Jokowi merancang pertemuan dengan Prabowo. Kesepakatan awal pun dicapai. Seminggu setelah sinyal "kardus" itu ditangkap, pertemuan Prabowo-Luhut digelar di Grand Hyatt, Jakarta.
Deal?
"Saya kira belum ya. Tanggal 11 belum deklarasi. Rapat koordinasi nasional, apel kader nasional dan intern, maaf tidak ada media," ujar Prabowo sebagaimana dikutip Kompas.com.
Ternyata tidak ada agenda deklarasi pencapresan Prabowo. Pada acara yang digelar di Hambalang itu, Prabowo hanya menerima mandate. Sementara rencana pendeklarasian baru akan digelar di Banyumas usai Pilkada 2018.