Sementara, lembaga survei PoliticaWave yang memetakan sentimen pengguna media sosial di Indonesia pada Pilpres 2014 memantau percakapan mengenai Jokowi 3,5 kali lebih positif dibandingkan pasangan Prabowo.
Menariknya, dalam pantauan Politicawave, sampai 11 Desember 2018, perbandingan net sentimen antara Jokowi dengan Prabowo hampir sama dengan 4 tahun lalu. Jokowi dengan 2.706. Sedang Prabowo 1.193.
Hebatnya lagi, bagi Prabowo, bukan hanya di medsos saja capres nomor urut 02 ini mengungguli Jokowi. Menurut rilis Nielsen pada 2017, rating TV One yang dianggap pro-Prabowo adalah 7,5. Sementara TV berita yang dianggap memihak Jokowi yaitu Metro TV hanya berating 1,3. Sedangkan Kompas TV pun hanya berating 1,2.
Berdasar data tersebut, jelas jika Prabowolah yang merajai segmen pemirsa TV berita. Karenanya, pemboikotan kubu Prabowo terhadap Metro TV bisa dibilang hanya sebagai wujud ketidakelokan politik yang dinarsiskan.
Dengan dua kekuatan media sosial dan TV berita nasional yang dimilikinya, Â sangat naif jika Prabowo mempersoalkan keberpihakan media dalam Pemilu 2019. Apalagi sampai meluapkan kemarahannya kepada media yang dianggapnya tidak memuat acara temu kangen alumni 212 pada 2 Desember 2018 lalu.
Artikel lain
 7 Alasan Prabowo Seharusnya Tak Hadiri Reuni 212
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H