Maka Capres peci putih yg katanya "Banyak Duit" akan memerintahkan gerombolannya, DEMONSTRASI & LAPOR POLISI🙃 https://t.co/AZ2hRPdAd3— Dede Budhyarto (@kangdede78) April 11, 2018
Tetapi, sayang sekali, Prabowo bukanlah anak kancil yang mudah dimangsa buaya lapar.
Dengan kecerdasannya yang hanya dapat dibaca oleh orang yang lebih cerdas, Prabowo menjawab kontroversi pertemuan empat matanya dengan Luhut lewat strategi komunikasinya sendiri. Sebuah strategi yang tidak dipahami oleh orang kebanyakan, termasuk Fadli Zon.
Dalam strateginya itu, Prabowo menjawab pengungkapan Luhut dengan tetap melangsungkan Rakornas Gerindra sebagaimana yang telah diagendakan sebelumnya. Yaitu, tidak ada deklarasi capres.
Dalam rakernas yang berlangsung kemarin, Partai Gerindra hanya memberikan mandat dan Prabowo menerimanya.
Dengan agenda yang hanya melangsungkan serah terima mandat, Prabowo telah menguatkan mental tempur para kader parpol yang diketuainya untuk memenangi Pilkada Serentak 2018.
Di damping itu, dengan mandat yang diterimanya itu, Prabowo sekaligus dapat menguji tren elektabilitasnya dalam tiga bukan ke depan.
Dan, dengan masih tetapi dilaksanakannya Rakornas sesuai agenda yang telah ditetapkan, secara tidak langsung Prabowo telah membuktikan bila dirinya tidak dapat didikte oleh Istana.
Sebab, jika dalam rakornasnya Gerindra melenceng dari agendanya semula dan sekaligus mendeklarasikan Prabowo sebagai capres, hal itu sama artinya dengan membenarkan narasi jika pencapresan Prabowo adalah pesanan Istana atau Prabowo adalah boneka Istana.
Dan, dengan masih belum dideklarasikannya capres oleh Gerindra juga merupakan strategi brilian Prabowo dalam memadamkan 'kode" yang sempat dipancarkan Luhut.
Artikel lain: